Semasa kecil, saya sering mendengar dongeng atau kisah-kisah nabi dari ibu-bapak atau ustadz di masjid. Ya meski terkadang saya kurang paham kalau kisah yang diceritakan adalah pahlawan di dalam sejarah agama, saya tetap mendengarkan saja.
Maklum saat itu, untuk menonton televisi juga sangat terbatas. Televisi tabung kuno warna hitam-putih dengan mengandalkan accu. Jadi, harus hemat dalam menonton televisi. Ada jadwal pasti untuk menonton TV. Apalagi waktu itu baru ada TVRI dan beberapa televisi swasta. Di mana channel itu beroperasi pada waktu-waktu tertentu.
Pada akhirnya saya paham bahwa kegiatan bercerita atau mendongeng yang dilakukan orangtua, guru atau ustadz merupakan salah satu di antara banyak metode pembelajaran bagi anak. Hal ini penting untuk keberhasilan pendidikan bagi anak itu sendiri.
Seorang guru atau ustadz dan orangtua yang kreatif pasti akan mencari cara untuk menyampaikan pesan kepada anak atau siswa. Kenapa? Karena anak atau siswa ---pra sekolah sampai SD--- belum bisa memahami nasihat murni yang diberikan.Â
Mereka membutuhkan pembelajaran yang sifatnya tidak menggurui. Pembelajaran seperti ini akan lebih membuat suasana ceria, menyenangkan. Dan endingnya siswa atau anak bisa mengambil pesan moral dari sebuah metode yang tidak menggurui, termasuk mendongeng atau bercerita dari seorang guru, ustadz atau orangtua.
***
Dalam hal bercerita atau mendongeng, diharapkan siswa atau anak bisa fokus memperhatikan isi cerita dan mengenal baik tokoh yang diceritakan, sifat atau karakternya. Setelah itu akan bisa tersimpan di dalam memori otak mereka. Lalu anak atau siswa akan menerjemahkan memori cerita yang ada di otak ke dalam bentuk perilaku yang bernilai positif.
Jadi, bercerita atau mendongeng tak hanya sebagai pengantar tidur bagi anak, tetapi juga berperan untuk meningkatkan perkembangan anak dalam berbagai aspek. Ada manfaat lain dari mendongeng atau bercerita kepada anak. Di antaranya menumbuhkan minat baca anak dan menanamkan berbagai pesan moral.Â
Selain itu, mendongeng atau bercerita merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan literasi anak. Artinya kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.
Bisa dikatakan bahwa literasi ini bisa menjadi gerbang penguasaan materi pelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan minat baca pada anak adalah dengan bercerita. Saat guru atau orang tua terbiasa membacakan banyak buku cerita, maka semakin lama anak akan tertarik untuk belajar membaca sendiri sejak kecil.