Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Simpan Rinduku

3 Oktober 2022   03:49 Diperbarui: 3 Oktober 2022   03:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi, aku bersiap untuk ke Gedung Olahraga kampus. Kusetel soundtrack Alexandria. Lagu populer dari Peterpan itu mengingatkan aku padamu yang lama tak berkomunikasi denganku. 

Terakhir kebersamaan kita adalah saat menghadiri wisuda Shinta, adikmu. Kebetulan Shinta adalah sahabat di kampus. Dari Shinta-lah aku mengenalmu. 

Aku tak yakin kalau kisah pertemuan kita akan kau ingat. Malah bisa saja itu benar-benar kau lupakan. Menyesakkan dada tentunya.

Kau menjanjikan pulang kalau sudah selesai studimu di ITB. Tetapi kepulanganmu malah seakan kau sembunyikan. Ya, kau tak pernah mengabariku kalau pulang. 

Kau pulang cuma satu malam, lalu esok harinya kau kembali ke tanah leluhurmu. Ah iya... kau dan keluargamu semula hidup di tanah Sunda. Lalu kedua orang tuamu mendapat penempatan tugas di Jawa.

Dari perilakumu yang sembunyi-sembunyi seperti itu, membuatku merasa tak kau anggap lagi. Kau mungkin tak menyadari kalau itu sangat menyakitiku. 

Kau memberikan harapan palsu. Perkataanmu kalau aku adalah perempuan yang pantas kau dapatkan, itu semuanya palsu. Nyatanya, sudah tahu kalau hatiku menerimamu, kau malah menghilang. Membuatku nelangsa.

***

Siang hari.

"Cahya, kau semakin cantik. Aku pangling banget!" Seru Shinta saat acara reuni di kampus. Cipika-cipiki dengan adikmu membuatku semakin tak menentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun