Kemudian tahun 2021 saya mengikuti seleksi ASN PPPK. Alhamdulillah saya diberi kemudahan. Dan kini saya sudah menjadi ASN PPPK.
Perubahan pandangan, yang semula perfect ingin jadi guru sejarah berubah menjadi guru SD memang tidak serta merta terjadi. Semua ada prosesnya.Â
Kedewasaan berpikir realistis menjadi alasan perubahan pandangan itu. Selain itu rasa syukur juga bisa membuat hati yang semula keukeuh ingin menjadi guru SMP/SMA kini bisa lebih menerima keadaan.
Dalam hal pembelajaran, beberapa kali saya mengajar dengan kurikulum yang berbeda. Mulai KTSP, KBK, kembali ke KTSP, lanjut K13.Â
Untuk melaksanakan tugas pembelajaran dengan kurikulum yang sering berubah, tentu ada sedikit kepanikan dan kekhawatiran kalau tidak bisa maksimal dalam pembelajaran.
Nyatanya, dengan adanya Diklat, saya yang semula ragu dengan kemampuan saya, bisa sedikit tertolong. Tentunya setelah Diklat pun, saya menimba ilmu kepada senior-senior saya baik dari intern sekolah maupun sekolah lain.
Bedanya, dahulu Diklat dilaksanakan secara tatap muka, kini guru belajar secara mandiri dengan membuka materi modul di platform Merdeka Mengajar. Ya, meski ada juga praktisi pendidikan yang berpendapat bahwa Kurikulum Merdeka ini, para guru perlu didiklat secara offline/luring.
Meski sekarang masih meraba-raba dalam belajar Kurikulum Merdeka melalui platform Merdeka Mengajar, sebagai guru tentu harus bersemangat mempelajarinya.
Ya tentunya tak selancar jika berhadapan dengan mentor seperti saat Diklat secara luring. Mengingat banyak hal yang harus dilaksanakan guru.Â
Belajar membuat perangkat pembelajaran terbaru tetap saya lakukan, pelan-pelan tentunya. Semoga bisa maksimal dan memeroleh hasil yang diharapkan yaitu terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Branjang, September 2022