"Iya karo diabetes. Ga papa mbak".
"Aku ki dikabari mbakyuku. Tapi mragu. Kuwi Ghozali Ikhsanudin sing ta kenal pora, ngunu". (Aku dikabari mbakku. Tapi ragu. Itu nama Ghozali yang kukenal apa bukan).
"Bener mbak. Iksan ---nama sapaanmu di kampungmu--- maune dirawat di RSUD juga tapi melu bali. Pake kursi roda". (Iksan tadinya dirawat di RSUD juga, terus ikut pulang).
Tersentak aku membaca kabar dari mbak Liya, tetanggamu itu. Ya, aku tahu, kau keluar masuk rumah sakit. Semula tubuhmu lemas. Dari hasil pemeriksaan dokter, kamu kelainan ---kekurangan kalium---. Lalu ada keluhan pada ginjal dan entah apa lagi.
Kamu sendiri pernah mengeluh, "begitu berat cobaanku, Ra. Keluar masuk rumah sakit".
***
Aku mengenalmu dari saudara kembarku. Kamu dan saudaraku satu kampus. Karena aku sering mengantar dan ikut kuliah, kita saling kenal.Â
Kamu orang baik dan lucu. Selalu ada joke yang membuatku tertawa. Supel dan super pede. Pernah kamu bercerita saat praktek mengajar, banyak siswi yang terpesona karena wajahmu mirip dengan Adam, personil Sheila on 7.
Kini kamu sakit-sakitan. Aku prihatin atas kondisimu. Bahkan kamu bersamaan dengan ibumu masuk rumah sakit.
Allah memberikan jalan terbaik untuk ibumu. Ibumu berpulang dan kamu memutuskan untuk pulang dari rumah sakit meski kondisimu masih lemah. Hingga kamu duduk di kursi roda.
"Ya Allah... Saiki ya isih nganggo kursi roda?" (Sekarang juga masih pakai kursi roda?)