Minggu yang lalu seluruh sekolah di wilayah kabupaten Gunungkidul melaksanakan Penilaian Akhir Tahun (PAT) secara serentak. Bahkan untuk sekolah swasta seperti sekolah di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah atau SDIT lain dimulai sejak tiga hari atau seminggu sebelumnya.
Tentu saja setelah PAT para guru disibukkan dengan kegiatan koreksi yang membutuhkan ketelitian tinggi. Apalagi untuk tingkat SD, yang pembelajarannya dilaksanakan secara tematik. Namun pada penilaian harus dilaksanakan per-muatan pelajaran (mupel).
Dengan penilaian yang dipersiapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, setiap tema dibuatkan dua naskah. Naskah pertama berisi muatan pelajaran PPKn dan Bahasa Indonesia. Sedangkan naskah kedua untuk kelas bawah (kelas I-III SD) berisi soal Matematika, SBdP dan PJOK.
Lain lagi untuk naskah soal kelas atas (kelas IV-V). Naskah pertama berisi muatan pelajaran PPKn dan Bahasa Indonesia. Naskah kedua berisi muatan pelajaran IPA, IPS dan SBdP. Sedangkan soal Matematika dan PJOK karena memang keduanya menjadi pelajaran yang berdiri sendiri di kelas atas.
Masing-masing guru harus teliti dalam mengoreksi. Penilaian harus dilakukan per-Kompetensi Dasar. Jikapun tidak, pengoreksian dilakukan per-muatan pelajaran. Pedoman penilaian sudah ditentukan dari Dinas juga.
Setelah Tema 5-8 untuk kelas bawah dan Tema 6-9 untuk kelas atas selesai dikoreksi, nilai per-muatan pelajaran setiap tema direkap dan dibikin rata-rata. Kemudian digunakan sebagai salah satu nilai yang menjadi dasar penyusunan nilai rapor.
Tentu saja tak hanya nilai PAT sebagai satu-satunya pertimbangan dalam menulis nilai rapor. Tetap ada penilaian harian, tugas, Penilaian Tengah Semester (PTS).
Jika Anda sebagai guru, pasti sudah hafal dengan segala aktivitas dalam penyusunan nilai rapor. Namun di balik itu semua, guru terkadang juga dikejar berbagai kegiatan seperti perlombaan siswa seperti FLSSN, OSN, draft kurikulum tahun ajaran berikutnya, perpisahan atau wisuda sampai penulisan ijazah kelas VI.
Nah, kalau saya karena baru saja masuk di instansi sekolah baru, saya terbebas dalam kegiatan persiapan lomba para siswa. Namun saya tak bisa mengelak ketika pihak sekolah memberi mandat untuk menuliskan ijazah.