Menderita gerd dan gangguan cemas benar-benar membuat tubuhku ringkih. Selalu saja ada kekhawatiran atau rasa takut kalau terjadi sesuatu yang membahayakan tubuh.
Puasa tahun lalu, aku tak bisa menuntaskan puasa Ramadan dengan baik. Dalam hatiku menangis. Di saat orang lain berbahagia dalam menyambut dan menjalani puasa, aku malah dilanda rasa takut.
Pengobatan dari dokter spesialis penyakit dalam ternyata tak sepenuhnya membuat panas lambung mereda.
"Apa sebaiknya saya ke psikiater ya, dok?" Tanyaku kepada dokter yang menangani penyakitmu.Â
"Nggak usah, mbak. Ini murni karena lambungnya yang bermasalah." Terangnya.
Pada akhirnya aku membulatkan tekad untuk berobat ke psikiater. Untuk mengunjungi psikiater tentu tak langsung menjadi opsi pengobatanku. Suamiku pun melarang aku untuk ke psikiater.
"Nanti kamu minum obat terus lho, dik," begitulah pertimbangan darinya. Namun karena aku sudah merasa kewalahan, aku hilangkan persepsi buruk akan pasien para psikiater.Â
Ya, aku tahu di lingkungan masyarakat awam menganggap bahwa psikiater itu menangani orang yang tidak waras. Kuubah persepsiku akan psikiater. Apalagi selama beberapa bulan setelah mengalami gerd dan gangguan cemas, aku mengikuti channel dokter-dokter spesialis jiwa.
**
Kali ini aku sangat bersyukur. Bulan Ramadan ini aku berjuang untuk menyelesaikan puasa sampai bedug Maghrib tiba.
Sampai hari ke-sepuluh ini, Allah selalu menguatkanku. Lambungku memang masih panas, sekalipun tak seperti dulu. Namun lambungku bisa diajak kompromi, apalagi kalau aku banyak istirahat di siang hari.
Untuk pengobatan dari psikiater masih kujalani. Akan tetapi dosis sudah dikurangi. Obat untuk gerd pun masih aku konsumsi sampai saat ini.
Kuberharap dengan puasa, mengonsumsi makanan sehat, dan apapun yang kulakukan, akan membawa kesembuhan dan kesehatan lahir batinku.
Kuingat apa yang dikatakan psikiater, "Selama pikiran dan hati tenang, lambung nggak akan rewel, mbak."
Branjang, 11 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H