Ibu-ibu di kampung juga mengeluhkan nasib tahu dan tempe yang mahal. Padahal minyak goreng sendiri juga masih tergolong agak mahal dari harga semula.
***
Kuambilkan sekeping biskuit ke arah suamiku. Dia menerima dengan ragu.Â
"Kita musti sabar, pakne. Mungkin juga kita perlu menanam tumpang sari di kebonan. Menanam kacang tanah sama kedelai."
Kulihat suamiku menggigit biskuit pelan. Dikunyahnya dengan pelan. Aku tahu, dia memang tak begitu suka biskuit.
"Terus maksudmu gimana, bune?" Tanya suamiku, setelah menelan biskuit dan menyeruput kopi yang mulai hangat.
"Ya nanti kita bisa panen kacang sama kedelai. Terus, pakne bisa bikin tempe."
Suamiku melengos. Seperti dugaanku.
"Kok aku yang bikin," protesnya.
"Nanti aku bantulah, pakne. Siapa tahu kita bisa jadi juragan tempe."
"Halah, itu ide yang terlalu dipaksakan..."