Tahun ini kemungkinan menjadi tahun terakhir anak cucu pak Bejo menikmati bantuan dari pemerintah. Itu sudah menjadi catatan pihak kapanewon dan kalurahan.
Ya soalnya kalau anak cucu pak Bejo mendapatkan bantuan pemerintah, maka rasanya tidak pas juga. Tidak tepat sasaran. Anaknya masih usia produktif. Namun dia memiliki lima anak yang remagat (butuh dana besar). Itulah yang membuat isterinya hanya menunggu bantuan demi bantuan.
Pesan dari kalurahan, "saya harap dari dusun ini tidak ada lagi yang mendapatkan endhog-endhogan (bantuan pemerintah). Kan sudah bertahun-tahun dapat bantuan, kok nggak ada peningkatan."
Mantu pak Bejo hanya diam, tak berkutik saat mendengar pengarahan dari kalurahan. Pengarahan itu dilaksanakan saat pertemuan para ibu di balai dusun.
Aku sebagai pendengar yang sedikit tahu bagaimana keluarga di dusun Melati hanya menyimak sambil mengiyakan ujaran petugas dari kalurahan. Aku merasa ada orang yang lebih pantas mendapatkan bantuan.Â
Tak pantas jika anak keturunan pendiri dusun Melati kok hanya menengadahkan tangan terus. Rumahnya saja lumayan luas dan merupakan bangunan permanen.
***
Catatan: Hanya cerita fiktif. Bila ada kesamaan nama atau peristiwa, itu hanya kebetulan.
Branjang, 24 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H