Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Apa Sih Peran Penulis Cerita Anak?

15 Februari 2022   11:37 Diperbarui: 15 Februari 2022   22:07 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang membaca buku di Yayasan Bustanul Hikmah milik Fauzi, penjual jamu di Sidoarjo, Minggu (7/4/2017 (KOMPAS.com/Rachmawati)

Dunia anak adalah dunia yang sangat berkesan, menyenangkan dan mengasyikkan. Semua yang dialami anak-anak akan dirindukan di masa dewasanya.

Ketika masih anak-anak, bertengkar-rukun-bertengkar dan rukun lagi. Bermain permainan tradisional yang mampu mempererat kesetiakawanan di antara teman sebayanya. Gobak sodor, lompat tali, engklek, dan permainan lainnya pasti lekat di ingatan kita.

Selain itu anak juga belajar bersama orang yang lebih tua usianya. Dari mereka, anak-anak belajar bagaimana bersosialisasi dengan baik. Tata krama dididik oleh orangtua dan guru di sekolah. Tak jarang orangtua atau guru menegur jika anak bersalah.

Terkadang mereka juga memberikan pembelajaran berharga melalui cerita atau kisah dongeng dan sebagainya. Berbahagialah anak yang bisa menikmati kisah yang dibawakan oleh pendongeng.

Di balik adanya pendongeng, pasti ada penulis anak yang juga punya andil besar untuk mempercantik dan memperindah karakter anak. Dari tangan yang memindahkan isi hati dan pikiran penulis, penulis memiliki peran yang cukup besar. Apakah peran penulis cerita anak? 

Pertama, penulis cerita anak turut andil dalam melestarikan budaya bangsa. Tak bisa dipungkiri bahwa dari hari ke hari budaya bangsa bisa tergerus oleh menjamurnya budaya asing.

Anak zaman sekarang lebih mengenal idolanya dari luar negeri. Sedangkan budaya yang ditampilkan tentu sangat berbeda dengan budaya bangsa. Keanekaragaman budaya di Indonesia tak dipedulikan, padahal itulah kekayaan bangsa Indonesia.

Dari sini, penulis cerita anak bisa memasukkan budaya setempat untuk menyampaikan amanat kepada anak. 

Sekalipun anak tak tertarik, paling tidak mereka tahu akan kekayaan budaya adiluhung bangsa.

Ilustrasi: id.depositphotos.com
Ilustrasi: id.depositphotos.com

Makanan tradisional, pakaian adat, rumah adat dan sebagainya bisa dijadikan latar atau setting cerita anak. Memang akan terasa sulit dalam menuliskannya. Apalagi penulis cerita anak harus tahu cara penyampaian amanat dengan kalimat sederhana, kalimat yang bisa dipahami dengan mudah oleh anak-anak.

Kedua, penulis cerita anak bisa lebih membantu anak untuk menyenangi literasi membaca. Sekalipun cerita itu dibuat dalam bentuk cerita bergambar, komik dan lainnya.

Kali ini yang saya ceritakan adalah keponakan saya. Dia hobi membaca komik. Ternyata penulis komik bisa mendorong keponakan saya senang membaca. Bahkan dia bisa membuat sketsa dan dialog cerita komik yang menurut saya sangat bagus, mengingat usianya masih di bawah sepuluh tahun.

Peran berikutnya, penulis cerita anak turut membantu anak mengenal sekitar dengan cara yang menyenangkan. Hal ini sudah saya kemukakan di poin pertama, bahwa penulis bisa mengangkat tema, setting cerita yang ada di sekitarnya. 

Jadi pembaca ---dalam hal ini, anak--- akan mengenal lingkungan, budaya beserta seluk beluk lainnya. Anak tanpa sengaja membaca sambil belajar akan lingkungannya.

Terakhir, penulis cerita anak bisa memperkenalkan negara dan bangsa dan semua semua keunikannya. Seperti yang sudah saya ulas di depan. 

Negara Indonesia sangat beragam. Satu penulis cerita anak dari daerah yang berbeda pasti akan mengangkat budayanya. Meski tak detail. Karena akan terkesan menjenuhkan apabila semua keragaman ditampilkan dalam satu cerita.

Setidaknya itu pengalaman saya. Saya pernah membuat cerita anak tentang kebanggaan menjadi anak Indonesia. Terus terang, saya memang membuat cerita itu karena terinspirasi dari salah satu materi pelajaran tentang keragaman bahasa, makanan, pakaian adat, kebiasaannya.

Belajar dari itu, saya pribadi lebih senang menulis dengan tema dan latar atau setting cerita di lingkungan saya. Karena itu lebih mudah daripada saya membuat atau menulis cerita anak dengan mengangkat dari budaya daerah lain.

Bukan karena anti dengan suku lain, namun saya takut keliru dalam membuat cerita anak. Kekeliruan akan berakibat fatal jika anak terlanjur membaca dan konsep salah itu terus melekat di ingatan anak.

Setidaknya itu alasan saya dalam menulis cerita yang dekat dengan keseharian saya.

Menulis cerita anak itu gampang-gampang susah. Namun penulis cerita anak tidak boleh putus asa. Dari tulisan itulah penulis cerita anak akan menjadi ladang pahala dan turut membentuk karakter anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun