Saya kira, hampir semua orang mengenal arisan. Dari Wikipedia kita bisa pahami bahwa arisan itu pada umumnya dilakukan oleh sekelompok orang. Biasanya arisan begitu lekat dengan kaum hawa.
Berikut kutipan dari Wikipedia tentang arisan. Arisan adalah salah satu bagian dari kegiatan sekelompok masyarakat, khususnya kaum perempuan. Kegiatan arisan merupakan salah satu alternatif kegiatan untuk mengisi waktu luang dan bersenang-senang. Kegiatan arisan diadakan sesuai kesepakatan kelompok.
Tujuan dari arisan memang untuk bersenang-senang sambil merekatkan hubungan antar anggota atau peserta arisan. Namun, jangan salah, arisan malah bisa memecah belah persatuan. Apalagi kalau ada blok-blok atau beberapa kelompok atau kubu.
Karenanya para pengikut arisan harus benar hati-hati. Jangan sampai arisan malah membuat perselisihan dan permusuhan.
Kenapa saya bisa mengatakan seperti itu? Paling tidak, ada sahabat dan saudara yang akhirnya menyerahkan urusan kertas lintingan berisi nama peserta arisan, pembukuan dan uang arisan kepada pihak lain demi menjaga syak wasangka buruk.
Berawal dari seorang saudara yang baru saja ditinggal suaminya. Ya. Suaminya meninggal karena sakit tahunan. Kebetulan saudara saya itu tidak menghadiri pertemuan bulanan dan arisan yang diselenggarakan setiap tanggal 5 malam. Saudara saya mendapat jatah arisan. Besarannya tak perlu saya ungkapkan di sini.
Karena kondisi duka yang masih menyelimuti saudara saya, para warga sepakat untuk tetap memberikan uang arisan kepada saudara saya. Namun ternyata itu tidak dipahami beberapa orang yang menganggap itu menyalahi aturan atau kesepakatan.
Akhirnya itu berlanjut ke arisan para ibu PKK. Para ibu bersitegang dan tidak terima kalau orang yang tidak hadir lalu mendapat arisannya.
"Pokoknya saya nggak setuju kalau Bu A dapat arisan. Lha wong dia nggak datang kok," begitulah kira-kira ucapan seorang ibu dengan ketus.
Melihat hal seperti ini tentu sangat memprihatinkan. Kegiatan PKK yang diselingi arisan harusnya membawa keceriaan, ternyata tidak.Â