Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Inspirasi dari Karyamu

18 Juli 2021   04:03 Diperbarui: 18 Juli 2021   04:13 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini, kuterjaga dari tidur malamku. Sulit sekali memejamkan mata ini lagi. Aku tak ingin pikiranku melayang ke sana kemari.

Kuambil handphone yang sudah kusetel alarmnya, biar aku bisa bangun pukul empat. Nyatanya dua jam sebelumnya, aku malah terjaga dan tak kunjung tidur lagi.

Kubuka notifikasi dari YouTube. Ada konten baru dari channelmu. Kusimak kontenan terbarumu. Sebuah lagu romantis yang entah kau ciptakan kapan dan untuk siapa. Biasanya kamu cerita-cerita lebih dulu kalau ada konten terbaru, entah lagu atau puisi.

Aku yang punya hobi menulis cerpen segera mengeksekusi lagumu menjadi cerpen. Kalau ditanya sudah berapa karyamu kuabadikan dalam karyaku, aku tak tahu persis.

Ketika menuliskan cerpen itu mengalir begitu saja. Terkadang kamu protes kalau aku salah dalam mengartikan karyamu. Aku tertawa.

"Suka-suka akulah, Di! Pemahaman dan imajinasiku kan begitu pas denger puisimu..."

Kamu masih menggerutu tak karuan. 

"Puisi kubuat begini, kamu interpretasinya gitu..."

"Kan bebas menginterpretasikan, Di..."

Kutinggalkan kamu yang sedang memegang gitar. Aku tak mau berdebat lebih lama denganmu. Kuyakin kali ini kamu mau bikin lagu. Ya sudah, kutinggalkan kamu di taman kampus kita. 

"Kau tak menemaniku?" Tanyamu saat aku berlalu.

***

Sejam akhirnya jadi juga cerpen hasil inspirasi lagu romantismu. Kusalin semua cerita rekaanku itu. Niatku mau menunjukkan padamu. Biar kamu baca. Untuk mengerem protes darimu kukirimkan pesan untukmu lebih dulu.

"Di, aku minta izin lagumu buat inspirasi cerpenku ya! Dilarang protes. Hahaa..."

Baru kemudian kukirim hasil copy paste cerpenku. Pesanku masih centang dua warna hitam. Kutahu kebiasaanmu memang tidur terlalu malam. Bahkan mungkin baru saja matamu terpejam.

***

Pukul 09.00.

Barulah kamu membalas pesanku. Kali ini tak ada protes darimu. 

"Oke. Besok-besok lagi nggak perlu izin untuk inspirasi cerpenmu. Apalagi kalau ceritanya pas begini. Seratus persen aku like..."

Kubalas chat-mu.

"Tengkyu ya, Di. Meski kamu termasuk YouTuber ternama, kamu ngebolehin aku ngobrak-abrik kontenmu. Menurut versiku..."

"Yess. Kok malem-malem bela-belain bikin cerpen sih, Rana..."

"He em... terjaga trus nggak bisa tidur lagi. Buka-buka YouTube, eh...ada notifikasi konten dari channelmu..."

"Oh...kirain mikirin aku..." balasmu. Ada emoticon tertawa riang di sana.

***

"Kamu tahu nggak, Di. Hatiku bergetar membaca chat terakhirmu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun