Mengenal istilah "Tukon Sabun"
Dari delapan guru yayasan, saya termasuk yang paling awal menjadi GTT. Senior-senior sudah purna tugas.Â
Ada sebuah kisah yang menjadikan guru junior tersenyum dengan pengalaman saya dan beberapa guru yang lebih awal menjadi guru yayasan.
"Aku dulu nerima pertama kali dibilangi, "mbak, iki nggo tukon sabun ya", sama bendaharanya."Â
Teman saya menceritakan kalau saat itu bendahara menyerahkan uang Rp. 50.000. Guru-guru yang belum lama menjadi guru di sekolah kami, tertawa.
"Nah kalau aku malah nerima Rp. 25.000," sahut saya.
"Tapi aku bisa gunakan uang itu untuk macem-macem..."
"Iya. Dulu bisa beli emas. Tapi sekarang sudah habis," cerita saya sambil tertawa.
Ya, di daerah kami ada istilah Tukon Sabun sebagai bahasa halus dari honor dari sekolah yang besarannya tak seberapa. Pihak sekolah tak tega mengatakan kalau menyebutnya sebagai gaji atau honor.Â
Istilah itu berasal dari bahasa Jawa. Tukon artinya alat pembayaran. Sabun artinya ya sabun. Jadi Tukon Sabun bisa diartikan sebagai alat pembayaran sabun. Sabun di sini tentunya kiasan. Tak sepenuhnya untuk membeli sabun, tetapi untuk keperluan keseharian.Â
Para guru non PNS di daerah kami sangat familiar dengan istilah itu. Dan ke depannya dengan mengenal dan mendapatkan Tukon Sabun itu akan menjadi pengalaman seru, lucu sekaligus mengesankan.Â