Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sendiri dan Kumpulan Cerpenku

9 November 2020   13:49 Diperbarui: 9 November 2020   13:50 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: aileennoura.wordpress.com

Kali ini kuceritakan hal yang akan membuat kalian tertawa. Ya menertawakan kebodohanku.

Pertama. Aku seorang perempuan yang senang menyendiri. Saat sendiri itulah aku menulis kisah fiksi. Tak tanggung-tanggung, fiksi yang kutulis adalah kisah roman. Dunia yang jauh dari keseharianku.

Jangankan mencintai lelaki, ketika didekati saja aku sudah bergidik. Kuanggap lelaki itu menjijikkan seperti orangtua kandungku. Bapak kandungku tepatnya.

"Kamu punya kelainan mental, Ayin. Konsultasi ke psikiater saja..." 

Ide dari Lana beberapa bulan lalu langsung kutolak mentah-mentah. Karenina, biasa disapa Ayin, bukanlah penderita kelainan mental!

**

Pada akhirnya aku menyadari bahwa aku memang mengalami kelainan jiwa. Semua kusadari setelah kepergian orangtua angkatku.

Aku bertekad untuk mengubah sifatku. Ya mengobati mentalku. Aku mulai berinteraksi dengan teman-teman secara normal. Meski saat memulainya terasa canggung dan berat. 

Peristirahatan terakhir orangtua angkatku sering kujenguk selepas kegiatan workshop kepenulisan di beberapa kota besar.

Aku benar-benar menyesal karena menyia-nyiakan mereka. Dosa dan kesalahanku sangat besar. 

"Kamu doakan terus orangtua kandung dan orangtua angkatmu, Ayin. InsyaAllah itu akan membuatmu tenang dan rasa bersalahmu sedikit berkurang," nasehat Nyai Tamtinah. Beliau adalah guru spiritualku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun