Selama pembelajaran guru dituntut bisa memberikan bimbingan baik dalam penguasaan materi pelajaran maupun kejiwaan ---psikis--- siswa. Bila di tingkatan SMP-SMA/ sederajat, bimbingan kejiwaan/konseling dibantu oleh Guru BK. Lalu bagaimana di tingkatan SD?
Guru Kelas ---sebutan untuk guru yang mengajar di SD--- merupakan profesi multi fungsi. Mereka memberikan materi pelajaran dari PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, SBdP (Tematik), Matematika dan muatan lokal ---bahasa daerah---. Lumayan berat bebannya.
Seperti yang saya kemukakan di awal bahwa beban guru SD masih ditambah memberikan bimbingan konseling. Tak mudah, tetapi itu menjadi tanggung jawabnya. Meski lelah, Guru Kelas selalu berusaha dekat dengan siswa.
Cara yang dilakukan adalah membangun komunikasi yang efektif dengan siswa dan orangtua/wali. Tak semua guru bisa berhasil berkomunikasi secara efektif dalam pembelajaran karena perbedaan karakter atau keunikan siswa.
Beruntunglah sejak kuliah, guru sudah belajar mengenai Psikologi Pendidikan. Jadi guru mau tak mau ya harus siap memperbaiki karakter siswa yang negatif.
Apa itu Psikologi Pendidikan?
Menurut Siti Partini Suardiman menyatakan bahwa Psikologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu di dalam situasi pendidikan. (Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan FIP-IKIP Yogyakarta, hal 16).
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana sih cara menerapkan strategi komunikasi yang efektif agar bisa sukses dalam pembelajaran? Saya yakin para guru sudah hafal cara penerapannya. Dan langkah ini bisa juga dipelajari oleh para orangtua yang masih membimbing putra-putrinya dalam BDR atau pasca BDR nantinya.
Dari Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan terbitan Dirjen GTK Kemdikbud tahun 2018 pada Kelompok Kompetensi F halaman 59-61, ada lima hal yang bisa mengefektifkan strategi komunikasi dalam pembelajaran. Komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan memang menjadi penentu kelancaran sebuah proses.Â
Pertama, Respect yaitu sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan oleh guru. (Hal. 59) Ketika melakukan hal ini, bahasa yang dipergunakan harus sesuai kemampuan siswa. Istilah sulit sebisa mungkin diminimalkan. Bagaimanapun kosakata siswa SD masih sangat terbatas.
Dari halaman yang sama, ada Emphaty yaitu pengaruh dan interaksi di antara kepribadian-kepribadian. Dalam hal ini guru harus bisa "merasakan ke dalam" hati/pikiran siswa. Dengan merasakan ke dalam tadi, akan terjadi kedekatan antara guru dan siswa sehingga siswa akan mudah dan nyaman dalam belajar. Jika nyaman belajar maka proses pembelajaran akan lancar.
Ketiga, Audible yang artinya pesan yang disampaikan dapat didengarkan/dimengerti dengan baik oleh siswa. Audible ini masih berkaitan dengan strategi respect. Penggunaan kalimat atau pernyataan harus sesuai dengan usia anak didik. Guru yang baik malah guru yang bahasanya mudah dipahami bukan guru yang menggunakan banyak istilah atau kosakata sulit.
Keempat, Clarity yaitu kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi/penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. (hal. 60) Guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang belum dipahami. Guru tak boleh buru-buru melanjutkan materi pelajaran atau mengakhiri materi pelajaran.
Kelima, humble yang artinya guru bisa menghargai orang lain, mendengar, menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain, mengakui kesalahan, memaafkan, lemah lembut, mengendalikan diri, mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Dalam hal ini guru memang menjadi sosok yang harus bisa digugu dan ditiru oleh siswa atau lingkungan.
Dengan penerapan kelima hal tadi maka guru ---dan orangtua--- bisa sukses dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik.Â
**
Sumber:Â
1. Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta, hal.16)
2. Dr. Endah Ariani Madusari, dkk. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Jakarta: Dirjen GTK Kemdikbud, hal.59-61)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H