Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aktivitas Pagi di Perbatasan Dusun Saat Pasaran Pahing

18 September 2020   07:24 Diperbarui: 18 September 2020   07:26 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas pagi warga dan tengkulak ayam saat pasaran Pahing di perbatasan dusun. Dokpri

Selama seminggu ini, pagi-pagi seperti biasa, saya jalan santai. Mengelilingi dusun. Menghirup udara pagi yang segar dan baik untuk kesehatan.

Ketika saya hampir sampai perbatasan dusun, saya bertemu dengan seorang perempuan mengenakan kebaya dan berjarik. Saya begitu asing dengannya. Saya yakin perempuan itu berasal dari dusun sebelah.

Meski asing, saya tersenyum dan menyapanya. Saya merasa ada yang beda dengan pagi ini. Biasanya saat jalan-jalan, perbatasan dusun sepi. Setiap jalan-jalan saya tak bertemu siapapun.

"Jalan-jalan, Bu?" Tanya perempuan itu.

"Nggih..."

"Nggih. Kajenge lemes nggih, Bu...". Saya tahu maksud perempuan itu biar badan fresh dan rileks.

Tak lama dari arah belakang saya ada pengendara motor yang membawa ayam. Barulah saya ingat kalau hari Jumat ini pasaran Pahing.

Pasaran Pahing bagi orang desa seolah menjadi lebarannya dari semua pasaran yang ada. Dibandingkan dengan pasaran Pon, Wage, Kliwon,dan Legi, pasaran Pahinglah yang paling ramai. Dari fisik pasarnya pun, pasar Pahing lebih luas. Penjual pastinya lebih banyak.

Saya kembali ingat bahwa setiap pasaran Pahing itulah di perbatasan dusun selalu beda. Itu saya ketahui sejak kecil. Di perbatasan dusun selalu ada seorang tengkulak yang biasa membeli ayam-ayam yang dijual warga.

Tengkulak ayam dan ayamnya. Dokpri
Tengkulak ayam dan ayamnya. Dokpri
Warga bisa membawa ayam yang telah ditangkap pada petang sebelumnya ke perbatasan dusun ini. Ya, biasanya mereka lebih memilih menjual di perbatasan dusun ini ketimbang dijual di pasar Pahing karena lokasinya cukup dekat dan warga tidak merasa harus sampai Pasar Pahing di pusat kecamatan atau kapanewon.

Saat menjual ayam-ayamnya antara warga dan pedagang itu bisa tawar-menawar harga. Warga yang membawa ayamnya biasanya mematok harga terlebih dahulu. Nah, kalau harga tidak cocok maka tengkulak itu menawar harga di bawah penawaran harga dari warga. Warga akhirnya manut pada tengkulak ayam tadi.

Hampir setiap pasaran Pahing ada saja warga yang menjual ayamnya. Tentu uang hasil penjualannya untuk kebutuhan sehari-hari. Setidaknya saat saya beristirahat dan mengobrol dengan beberapa warga yang menjual ayamnya, ada empat orang yang berada di sana.

Mereka membawa ayamnya dengan jumlah yang berbeda. Sementara ayam yang sudah dibeli oleh pedagang diletakkan tak jauh dari para warga dan pedagang tadi.

Warga sedang melihat ayam-ayam dari tengkulak. Dokpri
Warga sedang melihat ayam-ayam dari tengkulak. Dokpri
Lalu ayam itu dikemanakan oleh tengkulak tadi? Yang jelas, ayam-ayam itu dijual lagi, entah ke pasar atau warung-warung yang biasa menjual lauk pauk yang dilengkapi dengan menu masakan ayam kampung.

Saya sangat bersyukur sampai saat ini masih bisa menyaksikan aktivitas jual beli pada pasaran tertentu di perbatasan dusun saya. Bisa saja aktivitas ini tidak ada di tempat lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun