Sekarang aku sudah kelas V. Seharusnya aku senang karena naik kelas V. Bisa belajar hal baru dengan guru baru juga.
Tetapi ternyata sekarang aku masih belajar di rumah. Rasanya bosan sekali. Mau keluar rumah, dilarang ibu. Tidak bisa bermain dengan teman. Paling-paling bermain sama adik.
"Ibu, kapan sih sekolahnya? Aku bosan..." tanyaku kepada ibu.
Ibu yang baru saja menyelesaikan masak memandangku.Â
"Lho kan kamu sudah sekolah. Bu guru sudah memberi materi pelajaran dan tugasnya kan?"
"Maksudku belajar di sekolah sama Bu guru dan teman-teman, Bu."
Ibu tersenyum. Ibu memberi tanda agar aku mendekatinya.
"Sabar ya, ndhuk. Kita tunggu sampai Bu guru memberi pengumuman, kapan belajar di sekolah lagi."
**
Meski sudah diberitahu ibu, aku sering bertanya-tanya dalam hati, "kapan sih virus Corona pergi dari Indonesia?"
Aku tahu sih kalau virus Corona itu bisa menyebabkan kematian. Karenanya aku dan teman-teman harus belajar dari rumah. Tetapi kok lama sekali belajar di rumahnya. Dari Maret sampai Agustus belajarnya cuma sama ibu.
Oh iya. Tentu saja bukan hanya kami yang belajar di rumah. Teman-teman dari seluruh Indonesia juga merasakan belajar di rumah itu. Bahkan anak-anak sedunia juga seperti itu.
Saat di rumah pun kami harus menjaga kebersihan badan, tangan. Mencuci tangan dan segera mandi jika pulang dari bepergian. Mengenakan masker dan makan yang sehat.
Sering kali ibu mengingatkan agar aku selalu berdoa setelah shalat, agar Allah segera menghilangkan virus itu. Biar kami bisa belajar dan bermain di sekolah. Soalnya kami kangen sekolah.
Tentu itu aku lakukan. Kudoakan ibu, bapak, saudara, teman, guru-guruku dan aku sendiri. Semoga kami semua dilindungi Allah dan tidak kena virus Corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H