Kamis siang.
Beberapa hari ini kulihat ibu tak seperti biasanya. Ibu lebih banyak tiduran. Meskipun begitu, ibu tetap mengajari dan membimbingku untuk mengerjakan tugas-tugas dari bu guru.
"Kalau sudah selesai, segera dikirimkan bu guru ya, ndhuk."
**
Jumat pagi.
"Ibu, hari ini aku dapat tugas dari Bu guru apa nggak?"
Aku menghampiri ibu yang berbaring di tempat tidurnya. Di sisi tempat tidur ada alat napas yang biasa digunakan untuk menguapi adik kalau batuk.
Ibu membuka Hp.
"Nggak ada, ndhuk. Tapi kamu tetap belajar ya. Membaca buku saja dulu."
**
Jumat siang.
"Fa, kamu di rumah dulu. Nggak ke mana-mana ya."
Bapak menasehatiku untuk di rumah. Kukira bapak mengantar ibu ke dokter.
"Bapak mau ke mana?"
"Mengantar ibu untuk periksa..."
Akhirnya ibu dan bapak pergi. Sekilas kulihat ibu terlihat pucat dan lemas.
Aku jadi sedih. Ibuku sakit, padahal aku sering membuatnya kesal.Â
Oh iya, sejak kemarin sore ibu kalau mengajak shalat berjamaah selalu mengingatkan agar aku mendoakannya.
"Doakan ibu ya, ndhuk."
"Iya, Bu. Biar aku bisa puasa bareng ibu nanti."
Aku memang kepingin puasa. Sudah lama aku berkeinginan seperti itu.Â
**
"Ya Allah, jangan sampai ibu sakit lama. Aku ingin ibu selalu sehat dan mengajariku belajar."Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI