Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Kulihat di Sawah

23 Agustus 2020   12:10 Diperbarui: 23 Agustus 2020   12:06 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: lontar.id

Asep Widodo. Aku ingat nama lelaki yang beranjak remaja dan membantu bapaknya mluku atau membajak sawah. 

Lelaki itu tak menyapaku. Seperti dulu, meski masih kuajar, dia tak menyapa atau tersenyum padaku. Tanpa ekspresi. Saat teman-temannya berlarian di kelas, matanya hanya mengikuti arah temannya berlari. 

Dia memang siswaku yang unik. Dia mampu belajar tetapi lebih banyak diam selama di kelas. Meski dia siswa yang cukup anteng dan tidak ngrusuhi teman-temannya, dia tetap menjadi sasaran bully-an.

Karenanya aku sering duduk di sampingnya. Tak tega rasanya melihat dia diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya.

Hingga suatu saat, dia tak masuk sekolah. Kutanyakan pada siswa yang rumahnya berdekatan dengannya. Teman sekelasnya juga kutanyai. Khawatir kalau dia dibully lagi hingga takut dan kapok ke sekolah.

"Dia ikut ke pasar, Bu guru..."

Lain hari alasannya berbeda.

"Dia ikut ke sawah, Bu..."

Aku menjadi penasaran, apa gerangan yang terjadi dengan Asep? Bersama satu guru, aku ke rumahnya. Bertemu dengan orangtua dan pakliknya yang selalu dibanggakan.

Waktu itu Asep masih mau menemui kami. Kami dibantu paklik Asep untuk membujuk dan merayunya. Ya biar dia masuk sekolah lagi.

Anggukan kecil kulihat dari Asep. Lega rasanya. Anak bangsa itu kembali bersemangat sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun