Semua itu bisa dijalani karena dasar negara yang sudah disusun dan termaktub dalam Piagam Jakarta yang disusun Panitia Sembilan. Pada akhirnya Piagam Jakarta ini pada sila pertama dihilangkanlah tujuh kata yang sekiranya bisa mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada Piagam Jakarta, 22 Juni 1945, sila pertama berbunyi Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Tujuh kata terakhir dihilangkan dan diubah menjadi Ketuhanan yang Maha Esa demi menjaga keutuhan negara. Sedangkan sila-sila yang lain sudah final.Â
Lagi pula jika rakyat tak mengetahui sejarah bangsanya atau buta sejarah maka mereka akan mudah dihasut oleh pihak-pihak yang menginginkan Indonesia stagnan atau bahkan mundur.
Saya ingat ketika masih SD, ada pelajaran PMP ---Pendidikan Moral Pancasila---. Oleh almarhumah guru saya selalu ditekankan bahwa segala bentuk budaya yang masuk di Indonesia harus difilter. Filter itu adalah Pancasila.Â
Jika sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai Pancasila ya boleh ditiru. Sedangkan nilai-nilai budaya negara lain yang berseberangan dengan nilai Pancasila, tak boleh ditiru, apalagi dikembangkan dan dipelihara.
Indonesia memang sudah merdeka, 75 tahun tepatnya. Namun pelaksanaan nilai-nilai Pancasila semakin memprihatinkan. Satu sama lain saling curiga, menganggap pihak satu sangat baik, sementara pihak lain buruk.
Nilai-nilai Pancasila yang harusnya dilaksanakan, nyatanya malah banyak diterabas. Entah bagaimana itu terjadi. Ya, mungkin tak ada Pendidikan Pancasila secara khusus seperti dahulu.
Para siswa saat ini tidak diberikan materi butir-butir Pancasila seperti dahulu. Kalau zaman dulu saya sekolah, paling tidak para siswa hafal masing-masing sila terdapat berapa butir-butir Pancasila.
Sekarang memang segala sesuatu bisa dicari di internet termasuk butir-butir Pancasila. Namun fokus belajar siswa tak lagi tentang contoh dan pelaksanaan sila-sila Pancasila.Â
Jika kita belajar Pancasila yang baik dan benar maka akan menyadari bahwa saat ini kita mengisi kemerdekaan. Kebebasan kita tentu dibatasi oleh sila-sila Pancasila.Â