Saya yakin anak akan terbuka dan menyadari kesalahannya meski di kemudian hari si anak akan melakukan kesalahan lagi. Nah...kalau kejadiannya seperti itu, masing-masing perlu suasana rileks. Bantuan dari ayah atau orang di sekitarnya bisa diandalkan.Â
Menjadi teman dan pendengar yang baik saat anak melakukan kesalahan pasti sulit. Jadi, butuh kerjasama dengan ayah atau orang di sekitar untuk mencairkan suasana.
Ketika anak telah menyadari kesalahan baik pada diri sendiri maupun orang lain maka anak sebisa mungkin diajari untuk meminta maaf. Bisa saja anak tak mau atau sungkan melakukannya. Paling tidak, jika anak tak mau mengucapkan "maafkan aku," anak dilatih untuk berjabat tangan.
Jangan sampai di masa dewasanya anak tidak mau legowo minta maaf meski bersalah kepada orang lain. Padahal sejatinya orang yang saling bermaafan itu sangat baik dampaknya bagi kenyamanan bersama.
Meminta maaf tidak akan membuat hina. Memaafkan kesalahan orang lain adalah perbuatan terpuji karena menunjukkan kebesaran hati. Kedua perbuatan itu harus dilatih, ditekankan dan diapresiasi oleh orangtua. Di masa depan, anak akan menjadi lebih berkarakter baik karenanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H