Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semua 'Kan Baik-baik Saja

3 Agustus 2020   06:03 Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear, Sahabat   

Selamat pagi, semoga selalu sehat, hati dan pikiranmu tenang, sahabat. 

Kutahu engkau sangat berhati-hati semenjak masa pandemi covid 19, sahabat. Bagaimana sehari-hari kau jalani dengan teliti, kau ceritakan secara jelas padaku.

"Setiap belanja semua barang aku cuci pakai sabun sampai bersih semua, mbak," ceritamu. 

"Baru setelah bersih, bahan makanan kusimpan dalam kulkas," lanjutmu.

Bahkan ketika paket buku yang kita susun bersama baru saja datang dari Malang, permukaan kardus yang diselotif kuat pun kau semprot dengan cairan disinfektan.

"Pokoknya biar aman, mbak."

"Bener, mbak. Kita harus jaga-jaga dengan segala kemungkinan," komentarku.

Ya...kita sebagai emak-emak memang harus sangat hati-hati di masa pandemi yang belum jua berakhir ini. Ada buah hati dan suami yang kita jaga. Juga diri sendiri tentunya.

Kecintaan kepada mereka membuat kita menjadi lebih repot dan mawas diri terhadap kebersihan barang, lingkungan dan tubuh. 

**

Kini kau sangat shock dengan kenyataan bahwa tetanggamu---bapak yang notabene petugas kesehatan--- ternyata positif Corona. Ya... sebelumnya kau tak mengetahui bahwa bapak itu sebenarnya harus karantina.

Rapid Test bapak itu menyatakan hasil reaktif. Kemudian dari dua Swab ternyata pada Swab kedua yang bapak tadi dinyatakan positif Corona. 

Sayangnya bapak itu tak menunggu hasil Swab kedua, lalu mengikuti berbagai aktivitas di lingkungan tempat tinggalmu. Apalagi masa-masa mendekati lebaran haji. Bapak yang harus menjalani karantina tadi, ternyata juga menjadi panitia kurban bersamamu dan suamimu. Bahkan isteri bapak tadi satu shift denganmu.

**

Sebenarnya panitia kurban di tempatmu sudah diatur dalam beberapa shift. Kebetulan kau jalani shift terakhir, di mana kau bekerja bersama isteri bapak tadi. 

Kau dan juga ibu itu bermasker, pakaian juga brukut, tertutup. Tak ada pikiran macam-macam. Yang ada adalah gotong royong demi melayani pembagian daging kurban. Kau jalani tugasmu dengan senang hati. Namun tak disangka berselang beberapa jam setelah kau selesaikan tugasmu, bapak tadi didatangi ambulance. Ya... beliau positif Corona.

Itupun tak langsung kau ketahui. Baru pada pagi hari kau ketahui setelah beberapa tetangga mengingatkan agar kau karantina mandiri.

Kau terkejut. Aku yakin itu. Aku pernah merasakan juga. Dulu suamiku pernah kontak dengan temannya yang reaktif. Bedanya teman suamiku hasil swabnya negatif.

*

Sahabat, aku tahu bagaimana hatimu, kekhawatiran, harapan, penasaran dan perasaan lainnya. Mungkin melebihi apa yang kualami dahulu. Memikirkan bagaimana kondisimu, anak-anak dan suami serta keluarga. Antara percaya dan tidak percaya dengan kondisi saat ini. Namun sahabat, yakinlah bahwa semua akan baik-baik saja.

Bapak yang OTG itu belum tentu membuat isterinya positif Corona juga. Di kapanewon tempatku ada yang kasusnya seperti ini. Yang jelas, semua kuasa ada di tangan Illahi. 

Perbanyak doa, istirahat yang banyak, tak usah terlalu dipenggalih ya. InsyaAllah jika usaha dan doa selalu dilakukan dan dipanjatkan, Allah yang menjadi penolong bagi hambaNya.

Sabar, tawakal ya, sahabat. Jika kau risau, aku siap mendengarmu. Jangan khawatir, aku mendoakanmu dari sini. Dan pastinya tak hanya aku yang selalu mendoakanmu. Ada banyak saudara dan sahabat di belakangmu. 

Sehat selalu, sahabat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun