Lagi-lagi Gita tak mau obat yang ditawarkan ibunya.
**
Gita merasakan tangannya sakit. Ya pada lengan kiri dipasangi jarum infus.Â
Ibu dan ayah Gita terpaksa membawa Gita ke rumah sakit karena tubuh Gita semakin lemah. Wajahnya pucat. Perutnya mulas terus. Padahal Gita tidak mau makan dan minum karena takut kalau dia akan semakin sering ke toilet.
"Sakit tanganku, pak dokter." Gita menceritakan rasa sakit pada tangannya itu. Pak dokter yang merawat Gita tersenyum.
"Nggak apa-apa, anak cantik. Cuma sebentar kok infusnya. Yang penting kamu banyak minum dan makan yang bergizi. Biar badan nggak lemes. Oke ya!"
Gita mengangguk pelan.Â
"Oh iya. Kalau kamu makan, jangan terlalu banyak ya. Makan daging berlebihan itu bisa bikin saluran pencernaan terganggu. Secukupnya saja."
"Iya, pak dokter."
Memang saat hari raya kurban, Gita makan daging terlalu banyak. Ibu sudah memperingatkan agar Gita makan daging secukupnya, tetapi tak dihiraukan.
Sate, rendang, kicikan Gita makan. Semua masakan itu tak dimasak ibunya. Ibu hanya memasak gulai sedikit. Sate, rendang dan kicikan itu kiriman dari Bulik Intan, budhe Ina dan Mbah Par.