Si anak diajari bagaimana cara membuat denah rumah tetapi tidak percaya pada ibunya ---teman saya---. Waktu itu saya tersenyum. Belum terpikir jika hal tersebut saya alami juga. Maklum waktu itu saya masih single.Â
Nah...ketika sudah berkeluarga dan memiliki anak, apa yang dialami dan diceritakan oleh almarhum teman saya, juga saya rasakan.
Melihat dan mengalami hal yang begitu sulit dalam menghadapi anak, maka sudah sepantasnya jika saya meminta bantuan guru dari anak-anak dalam mendidik ---agama dan ilmu pengetahuan lainnya---. Bukan berarti saya lepas tangan ketika anak berada di rumah.
Aturan untuk mendisiplinkan anak tetap harus diterapkan secara pelan dan sedikit memaksa. Saya tahu bahwa aturan itu memang membuat anak merasa tidak nyaman sama sekali.
Prinsip saya, saya tidak ingin anak terlena dengan segala hal yang diinginkannya. Anak harus dididik bahwa segala sesuatu harus diraih dengan kesabaran dan perjuangan.
Pernah guru PAUD anak saya mengatakan, "Biar saja mbak Azza nangis, Bu. Biar mbak Azza tahu kalau membeli sesuatu itu tidak bisa segera dituruti." Itu disampaikan saat anak saya menangis karena ingin membeli mainan di sekitar lingkungan sekolah.
Saya sepakat dengan guru anak saya itu. Didikan menunda pemenuhan atas barang yang diinginkan itu sangat bermanfaat di masa-masa berikutnya.
Saya tak mementahkan pendapat gurunya. Saya tahu bahwa saya harus sejalan dengan cara mendidik anak jika saya benar ingin anak saya tidak manja dan bisa memiliki karakter yang baik.
Hal seperti itulah yang juga saya harapkan dari para orangtua siswa. Mendidik siswa di masa pandemi ini pasti tak bisa dilakukan sepenuhnya oleh guru di sekolah. Pembelajaran masih dilaksanakan secara online. Belajar dari rumah (BDR).
Jika kondisi seperti itu maka sudah pasti saya sangat membutuhkan kerjasama yang baik dengan orangtua atau wali siswa demi kelancaran pembelajaran. Didikan karakter juga demikian.
Pendidikan karakter untuk siswa jelas masih didukung sepenuhnya oleh orangtua. Menyadari hal tersebut, guru bisa memanfaatkan kesempatan untuk para siswa bekerja sama untuk melakukan kegiatan yang sekiranya menjadi salah satu penilaian sikap dan keterampilan bagi siswa.