Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Menciptakan Rasa Pengin, Krasan dan Tuman bagi Siswa dalam Proses Pembelajaran?

3 Juli 2020   14:36 Diperbarui: 3 Juli 2020   14:51 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ajaran 2019/2020 telah berakhir. Para siswa telah menerima hasil belajar mereka. Meski ada juga yang baru tahu kabar kenaikan kelas mereka. Wujud rapor belum diketahui karena sekolah belum memungkinkan untuk membagikannya secara langsung kepada siswa.

Seperti di sekolah tempat saya bertugas. Ketika sekolah di sekitar telah membagikan rapor kepada orangtua dengan prosedur yang lumayan ketat, sekolah kami memilih untuk menunda pembagian rapornya.

Kenapa?

Siswa di sekolah kami berasal dari beberapa daerah yang jauh dari kabupaten kami. Jadi demi keamanan, keselamatan dan kesehatan para siswa atau orang tua di masa pandemi, kami komunikasikan dengan baik.

Namun jika orangtua atau siswa menghendaki atau ingin segera mengetahui nilai rapor, guru siap mengirimkan foto atau file  ke WA orangtua.

**

Saat ini para siswa tengah menikmati libur akhir tahun ajaran. Sekitar pertengahan Juli mereka sudah melaksanakan pembelajaran di tahun ajaran baru, 2020/ 2021.

Tentu guru harus sudah mulai memikirkan bagaimana menyiapkan kelas sebaik mungkin. Apalagi masa pandemi seperti ini. Hand wash atau handsanitiser perlu disiapkan.

Berulang kali pengawas mengingatkan agar guru selalu berusaha menyambut kedatangan para siswa sebaik mungkin. Mereka telah lama tak belajar di sekolah, jadi rasa kangen tentu memenuhi hati mereka.

Ketika ternyata mereka diperbolehkan untuk beraktivitas di sekolah seperti dahulu, para siswa akan merasa bahagia karena mendapatkan kejutan. Kejutan yang akan membuat  siswa merasa pengin, krasan dan tuman belajar di sekolah.

Pengin, krasan dan tuman merupakan istilah bahasa Jawa. Pengin artinya ingin, krasan artinya betah dan tuman berarti ketagihan. Ketiganya ---dikemukakan oleh Wisnu Giyono---sangat mutlak dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Apa saja yang perlu dilakukan oleh guru? 

Pertama persiapan mengelola kelas, baik perangkat pembelajaran hingga kelas yang sudah terlihat rapi dan seru. Anak akan lebih bersemangat belajar dengan kelas dan suasana baru.

Kelas ditata sesuai standar protokol kesehatan. Agar bisa mencegah kontak antara satu siswa dengan siswa lainnya. Ya...duduk siswa pun diatur agar ada jarak yang aman bagi para siswa.

Berkaitan dengan rasa pengin tadi, yang sudah diawali dengan kelas dan suasana baru, perlu dipersiapkan metode, pendekatan yang menyenangkan untuk belajar. Sesuaikan dengan kemampuan sekolah dan guru. 

Dengan metode sederhana asal menyenangkan, maka siswa akan aktif proses pembelajaran. Sesuai dengan konsep kurikulum 2013.

Setelah siswa merasa pengin belajar karena metode dan kelasnya yang baru, untuk menciptakan rasa krasan di kelas maka guru lebih humanis kepada siswa.

Sikap humanis ini akan membuat siswa dimanusiakan. Eksistensinya dihargai oleh guru. Dan sikap humanis ini perlu juga dilatihkan kepada anak. Caranya mengingatkan agar tidak saling olok, ejek, hina fisik atau kemampuan temannya.

Pengalaman telah membuktikan bahwa ada siswa yang merasa tidak krasan atau tidak betah bahkan tersiksa dan tidak mau sekolah lagi ketika berada di kelas. Penyebabnya, temannya sering membully hingga si siswa tadi menangis.

Sesekali diberikan hukuman yang bersifat mendidik bagi siswa yang senang membully temannya. Agar siswa tersebut tidak melakukan bullyan terus menerus. Perlu juga dikomunikasikan dengan orangtua siswa yang usil, agar orangtua turut mendidik karakter yang baik selama di rumah.

Dengan demikian para siswa akan belajar dengan tenang di kelas. Mereka akan tuman atau ketagihan untuk selalu belajar bersama guru dan temannya.

Ketika berada di rumah, siswa akan selalu merindukan belajar bersama guru dan teman di sekolah. Mereka selalu ingat akan keseruan, kenyamanan, keamanan dalam belajar. Menjadi guru yang selau dirindukan siswa pasti sangat membahagiakan sekaligus mengharukan.

Jika rasa pengin, krasan dan tuman sudah terpatri di hati siswa maka akan semakin mudah mengarahkan siswa ke gerbang kesuksesan nantinya.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun