Namun setelah saya "dilungsuri" atau menggunakan HP suami yang memorinya lumayan lebih besar kapasitasnya, HP saya ---yang awal--- digunakan anak-anak secara bergantian. Dan oleh suami, tidak lagi dipassword. Tetapi data saya belum saya amankan dan saya anggap aman.Â
Kedua, selain HP tidak dipassword, saya juga lupa "weling" atau "wanti-wanti" agar anak-anak tidak menghapus aplikasi yang terpasang di HP ibu. Meski saya jarang menggunakan HP itu lagi.Â
Sebelumnya, saya tak pernah berpikir bahwa anak bisa memiliki akal untuk menghapus aplikasi. Jadi saya tidak memberikan pengertian itu. Alhasil, karena ada notifikasi untuk membersihkan HP terus muncul pada layar HP, dihapuslah aplikasi yang "tidak menarik" bagi anak. Dan... bablas-lah data saya. Hiks...
Ketiga, tidak menyinkronkan data ---terutama Dokumen Word--- ke Google Drive. Ada baiknya memang saya tetap memiliki penyimpanan yang tersinkron dengan Google Drive.Â
Biar data aman dan sewaktu-waktu bisa mencari di sana jika ternyata saya sengaja meng-uninstall aplikasi tersebut. Berlaku juga untuk foto dan data penting lainnya. Ya agar saya tidak menyesali karena terjadinya kesalahan.
Ah...itulah pengalaman berharga hari ini. Tak hanya bagi anak saya. Namun juga pengalaman berharga untuk saya dan suami. Agar lain kali tidak mengulang keteledoran lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H