Berbicara tentang hobi, pasti siapapun memilikinya. Entah menyanyi, menulis, memancing, berkebun dan sebagainya. Tentu saja setiap manusia memiliki hobi yang berbeda. Semua tak bisa dipaksa dan dilarang.
Seperti saya dan suami misalnya. Saya lebih senang menulis di sela kesibukan sebagai ibu dan pendidik. Sementara suami lebih senang di dunia memancing di sela kesibukan sebagai salah satu pegawai di sebuah instansi milik negara.
Saya pernah melarang suami untuk tidak memancing, tidak berhasil juga. Lalu saya minta suami untuk mengisi blog-nya pun dia sudah malas. Padahal dialah yang pertama kali mengenalkan dunia blog. Blog pribadi saya pun ---blogspot-- dibuatkan oleh suami. Â Alhamdulillah blog pribadi saya tetap jalan meski isinya hanya kisaran materi masa kuliah dan materi pelajaran kelas yang saya ampu.
Kembali ke hobi suami. Dari hobi memancing ---baik di kali maupun waduk---, akhirnya dia memiliki ide untuk membuat kolam ikan di depan rumah. Bahkan di sebelah utara rumah juga dibuat kolam dengan ukuran yang lebih luas.Â
Kedua kolam dibuat sendiri oleh suami, selepas pulang kerja. Itulah jejak hobi memancing dari suami. Alhamdulillah ikan peliharaan sesekali dikonsumsi untuk pemenuhan gizi keluarga.
Ikan lele itu dipelihara dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun. Akhirnya dia merasa bosan memelihara ikan lele dalam ukuran jumbo itu. Alhasil ikan dijual pada teman kerjanya.Â
Kini hobinya memelihara atau membudidayakan ikan nila karena kondisi kesehatan kurang baik dan tidak memungkinkan untuk memancing. Tentu dia harus rajin membersihkan kolam, tak seperti saat memelihara ikan lele. Ya sudah, itu tak bisa saya larang, yang penting kesehatan suami lebih terjaga.
Ada satu hobi lagi yang bisa membantu ketahanan pangan keluarga, yaitu berkebun. Maksud saya, dia menanam aneka bibit buah-buahan dan empon-empon.
Bibit buah yang ditanam di kebonan ada jambu air, jeruk, kelengkeng, pisang ---pisang ambon, pisang emas dan pisang raja---. Lumayan juga untuk memenuhi kebutuhan buah. Tak harus ke kios buah jika ingin menikmati buah.Â
Orang yang memiliki hajatan pernikahan model Jawa, pasti membutuhkan pisang Raja baik untuk sanggan maupun ubo rampe lainnya.
Sedangkan jenis pisang lainnya dinikmati bersama keluarga besar. Tidak melulu dinikmati sendiri karena pastinya akan bosan.
Dari hobi yang dilakukan suami memang sangat membantu ketahanan pangan kami. Alhamdulillah rezeki itu selalu dilimpahkan kepada kami. Semoga kami selalu bisa mensyukurinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H