Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyesalan Seorang Ibu

26 Mei 2020   08:57 Diperbarui: 26 Mei 2020   08:55 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah ketika merawat anak dari dalam kandungan hingga dewasa, dari hati seorang ibu bisa muncul rasa yang tak biasa. Sebenarnya bukan karena tidak bersyukur namun rasa menyesal menjadi ibu terkadang juga ada.

Tentu bukan menyesal secara lahiriah. Bagaimanapun semua perempuan pasti akan bangga ketika menjadi sosok ibu. Sosok yang kehadirannya bagaikan bidadari bagi anak-anak.

Penyesalan itu bisa terjadi karena perempuan ---ibu--- merasa gagal dalam menjaga dan merawat anak. Misalnya saja, ketika masih bayi ternyata ibu khilaf hingga bayinya jatuh dari tempat tidur. Atau berbagai kejadian seperti anak terbentur, terluka dan sebagainya

Semua kejadian pilu anak akan membuat ibu sangat sedih dan sangat menyesal. Kenapa dia tidak bisa membantu, kenapa dia bisa lalai dan sebagainya. Pertanyaan lain juga bisa muncul akibat dari penyesalan atas ketakberdayaannya sebagai ibu

Ya ibu meski multitasking, ternyata juga tidak sempurna. Baik dalam mendidik, mengasuh dan membesarkan buah hati. 

Perasaan bersalah dan menyesal atas suatu kejadian yang menimpa anak memang boleh saja muncul. Namun jangan sampai berlebihan. Dampaknya akan buruk jika terlalu negative thinking atas ketakberdayaannya sebagai ibu.

Perempuan yang berstatus sebagai ibu harus menyadari bahwa dirinya tak sempurna. Dia butuh dibantu oleh semua orang yang berada di sekelilingnya. Dukungan moril dan spiritual sangat berarti bagi kaum Hawa ini.

Orang-orang di sekelilingnya harus membantu agar ibu bisa berperan maksimal dalam kesehariannya. Terutama suaminya. Dia harus benar-benar menjadi partner yang baik dalam membesarkan anak. Jangan bebankan peran membesarkan dan mendidik anak kepada sosok ibu. Mendidik dan membesarkan anak adalah tanggung jawab bersama antara suami dan isteri.

Pasangan yang baik adalah pasangan yang saling melengkapi satu sama lain. Bila suami kurang dalam hal tertentu maka isteri bisa menutupi. Begitu juga sebaliknya. Bukan malah terus menjatuhkan dan menghakimi kesalahan atau kekurangannya. 

Penyesalan ibu dalam keterbatasannya boleh saja terjadi namun jangan sampai menjadikannya depresi. Kebahagiaan seorang ibu akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak.

Nah jika menginginkan anak tumbuh kembang secara normal, minimalkan penyesalan ibu karena ketidaksempurnaannya. Kerjasama dan saling pengertian saja, nanti semua akan terasa lebih mudah dijalani.

--

Lekas pulih, Raf. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun