Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sarung Usang, Saksi Ketaatan Ibadah Ibu

14 Mei 2020   00:27 Diperbarui: 14 Mei 2020   00:48 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang sarung pasti akan langsung kepikiran bapak-bapak berangkat ke masjid atau santri di pondok pesantren. Ya...sarung selalu identik dengan kaum Adam meski saat anak-anak sering aku mengenakan sarung kalau mukena bagian bawah hilang begitu saja.

Yang aku ceritakan kali ini tentang kebiasaan ibu setelah mendapatkan ujian berat. Ibu stroke. Selama 3 minggu dirawat di rumah sakit bersama saudaraku. Aku sendiri waktu itu memiliki anak usia 1 tahun, tak mungkin menemani ibu di rumah sakit.

Aku selalu harap-harap cemas dengan kondisi ibu yang masih di rumah sakit. Ketika masuk kamar ibu sering kali berdebar karena teringat saat melihat ibu berselonjor setelah shalat tahajudnya.

Ibu memanggil saudaraku dengan suara lemah, tak seperti biasanya. Kukira ibu sudah bersiap-siap ke mushola untuk shalat Subuh berjamaah seperti biasanya.

Ternyata, ibu masih berada di kamar.

"Kenapa, bu?" tanya saudaraku yang lebih dulu sampai kamar ibu.

"Ada apa, mbah ut?" tanyaku kemudian.

"Tulung ewangi ngadeg, sikilku ora isa diobahke..."

Saudaraku mencoba membantu ibu untuk bangkit. Tak berhasil. Aku panik sekali. Segera aku menuju kamarku karena aku menggendong si kecil yang sudah bangun sejak pukul 3 lebih. Aku bangunkan suamiku untuk membantu ibu.

Suamiku mengikutiku yang panik dan masih menggendong si kecil. Sampai di kamar ibu, suamiku membopong tubuh ibu dan menidurkannya di dipan.

Si kecil diajak suamiku sementara aku dan saudaraku membalurkan minyak ke seluruh tubuh ibu. Semakin lama ibu merasakan tubuhnya kesemutan. Aku tak ingin berpikir negatif tetapi tak bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun