Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Memberikan Pengertian pada Anak Ketika Ibu Harus "Libur" Puasa

24 April 2020   05:19 Diperbarui: 25 April 2020   13:55 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengajarkan bacaan doa kepada anak selama ramadan (Sumber: id.theasianparent.com)

Selamat datang, bulan Ramadan. Bulan suci yang penuh barokah, dan ampunan. Seluruh umat Islam di penjuru dunia menyambut dengan suka cita meski dalam kondisi yang sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun kemarin.

Di tengah pandemi covid 19, menjalankan ibadah puasa menjadi penuh harap. Harap akan kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan puasa ini.

Bagi para ibu yang memiliki anak yang baru berlatih puasa, tentu sangat sulit untuk memberikan pengertian dan melatih puasa. Anak cukup diajak berpuasa semampunya. Tak perlu dipaksa-paksa untuk berpuasa penuh dalam sehari.

Anak-anak memang perlu dikenalkan bagaimana berpuasa itu. Mereka akan belajar menghargai orang lain, peka terhadap sesama karena mereka merasakan lapar dan haus selama berpuasa.

Anak-anak perlu dimotivasi agar semangat menjalankan puasa. Puasa bagi anak-anak pastinya sangat berat. Mereka harus menahan untuk tidak makan dalam waktu yang lama. Sementara mereka terbiasa ngemil dan minum jika merasa lapar dan haus.

Orang tua, terutama ibu-ibu, bisa memberikan kegiatan menyenangkan di rumah karena anak selama seharian berada di rumah. Maklum sampai bulan puasa ini anak-anak tetap belajar di rumah.

Pastikan anak-anak mengerjakan tugas dari guru karena pembelajaran masih berlangsung. Dari guru anak-anak saya sendiri juga memberitahukan bahwa anak-anak tetap belajar selama bulan puasa. 

Namun gurunya menekankan bahwa tugas selama bulan puasa tidak akan banyak. Mereka pasti menyesuaikan alokasi waktu belajar selama bulan puasa yang biasanya dikurangi 5 menit setiap jam pelajarannya.

Setelah belajar, biarkan anak melakukan kegiatan yang disukainya. Selama kegiatan itu tidak menyita energi mereka. Mereka bisa diajak membaca Iqra, hafalan surat-surat pendek atau berkreasi agar tak jenuh. Jangan lupa dibiasakan tidur siang untuk menghemat energi.

Sekali lagi jika anak masih berlatih, anak disuruh berbuka jika sudah mencapai waktu tertentu, puasa mbedhug misalnya. Puasa mbedhug ini sangat lekat pada anak. Bahkan saat orangtuanya masih anak-anak pun juga pernah puasa mbedhug di mana anak berlatih puasa sampai Dhuhur tiba.

Anak-anak pasti senang jika mendapatkan pujian. Nah, orangtua harus sesering mungkin memuji kelancaran puasa anak meski hanya sampai waktu Dhuhur tiba.

Yang akan berat jika ibu ternyata baru berhalangan puasa karena haid, nifas atau menyusui bayi misalnya. Anak-anak pasti akan protes jika mengetahui ---tanpa sengaja--- bahwa ibunya makan di waktu siang hari. Akhirnya anak akan uring-uringan. Jika demikian adanya, anak mengancam kalau tidak akan puasa lagi.

Ilustrasi mengajarkan anak berpuasa sejak dini (Sumber gambar: www.shutterstock.com)
Ilustrasi mengajarkan anak berpuasa sejak dini (Sumber gambar: www.shutterstock.com)
Nah jika ibu memang berhalangan untuk berpuasa maka ibu harus hati-hati dalam makan dan minum. Usahakan makan jika aman. Artinya anak-anak benar-benar tidak melihatnya. Soalnya anak-anak memang belum "sampai" ke pengertian berhalangannya ibu untuk puasa.

Namun jika anak sudah memasuki usia 7 atau 8 tahun, anak bisa mulai diberi pengertian jika suatu saat mereka tanpa sengaja mengetahui ibu sedang makan saat siang hari.

Saya sendiri memberi pengertian kepada anak juga agak sulit di tahun-tahun sebelumnya. Saya hanya mengandalkan Buku Kegiatan Ramadan (BKR) yang dipegang anak-anak.

Ya anak-anak dibekali BKR oleh sekolah setiap bulan Ramadan. Di sana selain ada tabel kegiatan atau amalan selama bulan Ramadan juga ada pedoman berpuasa. 

Ada pedoman tentang pengertian, dasar hukum berpuasa, syarat wajib puasa, syarat sahnya puasa, rukun puasa, amalan sunnah menurut tuntunan Nabi, hal-hal yang mengurangi pahala ibadah puasa, yang membatalkan puasa, serta hikmah puasa.

Pada saat memandu atau membacakan pedoman tadi, pada poin syarat sahnya puasa, saya sering menerangkan, jika ibu tidak puasa berarti ibu sedang haid. Nah anak-anak pastinya juga belum tahu, haid itu seperti apa. 

Saya sendiri hanya menjelaskan bahwa haid itu perut ibu sakit tapi bukan karena ingin BAB. Anak-anak akan memahami apalagi saudaranya juga sering bercerita kalau perut ibunya baru berdarah. 

Meski anak telah mengerti namun tetap saja sebagai ibu yang memang menjadi contoh bagi anak dalam segala hal, harus tetap hati-hati. Ibu tidak boleh makan terang-terangan di depan anak. Makan harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi juga.

Kenapa begitu?

Anak-anak akan belajar menghormati orang yang berpuasa. Anak juga akan belajar tentang hikmah puasa seperti melatih kesabaran, keikhlasan, kejujuran, menumbuhkan kedisiplinan, melatih kepekaan sosial, rasa setia kawan, solidaritas dan selalu bersyukur kepada Allah.

Kesemuanya itu harus didukung oleh orangtua, termasuk sang ibu. Jadi biarkan anak berlatih dan terus berlatih puasa hingga kelak di usia balighnya mereka memahami bahwa ada waktu tertentu bagi ibunya untuk menunda puasa. Karena memang puasa Ramadan itu wajib dan harus diganti atau dibayar di hari lain, selain hari-hari di bulan Ramadan.

Tetap semangat untuk mengajarkan puasa untuk anak. Semoga dimudahkan dan anak-anak menjadi anak yang berkarakter baik dan sholih. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun