Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku dan Membaca, Budayakan Secara Seimbang

23 April 2020   15:15 Diperbarui: 23 April 2020   15:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini merupakan hari yang sangat penting bagi dunia literasi. Hari Buku Sedunia yang diadakan oleh UNESCO dalam rangka mempromosikan peran membaca, penerbitan, dan hak cipta (wikipedia).

Secara singkat, peringatan hari buku ini dilakukan oleh seluruh dunia. Untuk pertama kali dirayakan pada 23 April 1995. 

Saya lansir dari wikipedia, pada tahun 1995, UNESCO memutuskan Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta Sedunia dirayakan pada tanggal 23 April, sebab tanggal tersebut juga merupakan hari kematian William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega, serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain.

Tentu saat ini seluruh dunia masih perlu membudidayakan membaca buku sekaligus menghargai hak cipta para penulis. Bahkan sedari kecil, anak juga perlu diajak untuk mencintai buku.

Dalam ajaran Islam sendiri budaya membaca sangat ditekankan. Kita ingat saja bahwa wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Iqra' (bacalah).

Ya...membaca di sini tentunya tak terikat pada membaca buku yang tercetak di atas kertas. Makna membaca harus mulai diperluas, sebagaimana literasi yang digalakkan di sekolah-sekolah.

Buku yang terpampang di alam juga perlu dibaca, disikapi dengan arif agar mata hati tidak gelap. Kita tahu bahwa kecerdasan intelektual itu sangat penting. Namun kecerdasan emosional dan spiritual tak kalah pentingnya.

Dapat kita cermati di sekitar kita, betapa banyaknya orang cerdas secara intelektual namun mereka sering keblinger. Karakter negatif menguasai hatinya. Sungguh percuma. Di saat otak diisi dengan ragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa, namun tak memiliki kepekaan sosial.

Dalam mencari nafkah atau aktivitas lain, sering kali menentang norma yang ada. Norma ditabrak demi ambisi pribadi. Sungguh memprihatinkan mereka. 

Idealnya memang harus seimbang dalam membaca buku yang tercetak maupun buku besar dari alam. Jangan sampai dilupakan bahwa isi buku yang dibaca merupakan hasil pengamatan para ahli. 

Bagaimana teori gaya gravitasi bumi ditemukan? Berawal dari pengamatan jatuhnya buah apel yang diperhatikan oleh Isaac Newton. Sungguh dari peristiwa yang sederhana, namun penemuannya dipergunakan sampai saat ini.

Alam merupakan sumber untuk belajar. Buku alami yang dipersiapkan oleh Sang Pencipta untuk manusia. Nah...di kesempatan Hari Buku Sedunia ini, mari kita imbangkan budaya membaca buku, antara buku tertulis di atas kertas karya para penulis dan buku karyaNya, baik kitab suci maupun alam.

Semoga dengan menyeimbangkan dua hal tersebut, kita bisa menjadi manusia yang mencintai alam dan seisinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun