Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demi Tak ke Zona Merah, Rela Tak Antar Nyekar

19 April 2020   20:51 Diperbarui: 19 April 2020   21:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: voaindonesia.com

Jelang Ramadan, biasanya orang-orang melakukan ziarah kubur ke makam para sesepuh. Orang Jawa mengatakan itu adalah nyekar. Namun saat pandemi covid 19 ini banyak yang tak lagi nyekar. 

Orang-orang merasa tak aman untuk meninggalkan rumah. Serasa pergi untuk berperang ketika keluar rumah, bahkan sekadar untuk membeli bahan makanan pokok.

Dan memang ketika berhadapan dengan wabah yang mengerikan termasuk perang. Dalam istilah agama Islam dikenal dengan istilah jihad. Karenanya jika manusia sabar dalam menghadapi cobaan tersebut maka akan bernilai seperti orang jihad. 

Kembali ke kebiasaan masyarakat umum, nyekar adalah salah satu ritual untuk  mengingat kematian, mendoakan keluarga yang telah tiada dan menyiapkan diri demi menjalani ibadah puasa secara khusyuk.

Ada seorang saudara saya, seharusnya mengantarkan bapaknya yang sepuh untuk nyekar ke makam saudara di ibu kota kabupaten. Namun karena waspada, saudara saya lebih memilih untuk tetap berada di rumah.

Saudara saya yang memang digadang-gadang oleh tiga kakaknya yang tinggal di Yogyakarta, tak peduli jika akhirnya dibenci oleh bapak dan kakak-kakaknya karena untuk meyakinkan mereka tak semudah membalikkan tangan. 

Semua yang dilakukan demi kesehatan pribadi yang akan berpengaruh juga bagi kesehatan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bukan karena ingin durhaka. Semua karena alasan kesehatan yang harus diprioritaskan. Apalagi ada himbauan untuk tetap berada di rumah.

Saya juga sangat paham dan mengerti alasan penolakan saudara saya itu. Maklumlah, kawasan ibu kota kabupaten kami termasuk zona merah setelah beberapa kali pasien positif Corona sembuh dan disusul dengan pasien positif corona lainnya yang juga akhirnya sembuh.

Memang tepat langkah yang diambil saudara. Kita tak boleh merasa kebal virus mengerikan itu. Jadi untuk bepergian jauh memang harus dipikirkan ribuan kali. Dia tinggal mengomunikasikan dengan baik tentang kondisi yang sebenarnya serta langkah antisipasi agar terhindar dari virus corona.

Untuk tradisi nyekar, mungkin sementara waktu tak perlu dilaksanakan. Lebih baik utamakan untuk melakukan pencegahan agar tidak menjadi korban positif Corona berikutnya.

Bukankah dalam ajaran agama melalui nabinya mengajarkan agar tidak masuk ke wilayah yang terjangkit wabah? Dalam hadis lain Nabi SAW bersabda, tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn 'Abbas).

Lebih baik kita mendoakan leluhur yang telah meninggal di setiap shalat. Toh yang ditunggu memang doa dari anak sholihnya. Rasanya percuma jika nyekar dilaksanakan sementara shalat dan berdoa untuk orangtua saja tak pernah dilakukan.

Mungkin saat ini kita perlu sedikit mengubah mindset, terutama bagi yang sering melakukan tradisi nyekar ini. Bahwa kesehatan harus diprioritaskan dan memperbanyak ibadah dan doa agar sesepuh atau saudara yang telah meninggal diampuni segala dosanya, husnul khatimah dan berada di tempat yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun