Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[IL] Semut-semut Nakal

28 Maret 2020   14:22 Diperbarui: 1 Agustus 2020   01:05 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

"Ibuuuu, aku digigit semut!" 

Tiba-tiba Ayu berteriak. Tepat tengah malam. Padahal Ayu sudah tidur selepas shalat Isya.

Ibu yang baru saja selesai mencuci piring di dapur menjadi kaget karenanya. 

Ibu segera mencuci tangan dengan sabun. Lalu dilapkan pada handuk yang tergantung di sisi wastafel.

**

"Ada apa, nak? Kok malem-malem berteriak gitu?" tanya ibu sambil mendekati Ayu di tempat tidurnya.

"Aku digigiti semut, bu. Sakit!" 

Ibu memperhatikan Ayu yang mengusap tangan, kaki dan wajahnya. Lalu diperhatikannya kamar Ayu.

Ibu menggelengkan kepalanya. Dilihatnya kamar Ayu bukan seperti kamar tidur. Malah terlihat seperti kapal pecah.

Buku bertebaran di lantai. Begitupun pakaian kotor, handuk dan alat-alat tulis lainnya. Bungkus makanan pun berserakan. Di sebelah kanan bantal Ayu terlihat bungkus es krim. Sungguh kamar yang tidak sehat.

Padahal ibu sudah memberikan contoh dan mengingatkan pada Ayu untuk selalu membersihkan dan merapikan kamarnya. Namun Ayu tidak menggubrisnya. 

"Ayu, dengar ibu ya. Ayu kan sudah besar. Sudah kelas 3. Pasti bu guru di sekolah sudah mengajarimu untuk menjaga kamar agar sehat. Iya kan?"

Ayu diam. Tetapi di ingatan Ayu memang dia pernah diajari bagaimana untuk menjaga agar kamar selalu sehat.

Kata bu guru, kamar harus disapu dan dipel. Baju kotor dimasukkan dalam ember. Bungkus makanan dibuang di tempat sampah. Tidak boleh makan di kasur. 

Akan tetapi yang dilakukan malah sebaliknya. Jadi kamarnya benar-benar berantakan. 

"Bu guru sudah mengajarimu. Ibu sudah memberi contoh. Tuh ibu menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika. Biar rumah sehat."

"Kenapa kamarku tak sekalian dibersihkan ibu?" tanya Ayu setengah berteriak.

"Ssst... sudah malam, ndhuk. Bicaranya pelan ya!"

Ibu menata kasur Ayu. Di sana ternyata memang banyak semut gatal yang mengerumuni bungkus es krim. Semut-semut itu berderet sampai di lantai.

"Kamu harus belajar mandiri, ndhuk. Biar kalau kamu gedhe, kamu nggak bergantung sama ibu terus."

Ibu menatap Ayu dengan lembut.

"Coba ibu tanya. Kalau kamu di sekolah,kamu sering bantu piket kelas apa nggak?"

"Iya dong, bu! Aku paling rajin menyapu!"

"Oh ya? Hebat dong, ndhuk. Tapi kamu lebih hebat lagi kalau kamu mau menyapu kamarmu sendiri. Kan kamarmu tidak luas seperti kelasmu."

"Tapi aku capek, bu!"

"Eit. Capek bukan berarti malas bersih-bersih kamar dong. Kalau malas, kamu sendiri yang susah kan?"

Ayu mengangguk. Ayu sadar bahwa sikap malas bersih-bersihnya itu akhirnya membuat kamar menjadi sumpek dan banyak semut. Pas tidur semutnya menggigit tangan, kaki dan pipi.

**

Pagi harinya Ayu bangun lebih awal. Shalat Subuh berjamaah dengan ibu dan ayah. Lalu dia segera membersihkan dan menata kamarnya. Biar menjadi kamar yang sehat. Kalau kamar sehat maka dia juga sehat dan kalau tidur tidak akan digigit semut lagi.

**

Inspirasi dari lagu Si Nyamuk Nakal dari Enno Lerian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun