Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sayur Lodeh Tujuh Rupa

24 Maret 2020   06:34 Diperbarui: 24 Maret 2020   06:40 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: gatra.com

Menyikapi merebaknya virus corona yang semakin mencemaskan, di lingkungan masyarakat di Jawa dihebohkan dengan aksi tolak bala. Sebuah aksi yang diharap bisa meredam virus itu dan membuang sial karenanya. Begitupun teman-temanku.

Kuperhatikan status Whatsapp beberapa teman yang menshare tentang sebuah menu untuk tolak bala itu. Sayur lodeh tujuh rupa ---Kluwih, Cang Gleyor, Terong, Kulit Mlinjo, Waluh, Godong So, Tempe---. Menurut status-status yang beredar, memasak sayur lodeh tujuh rupa merupakan titah atau perintah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bagiku yang orang ndesa, sayur lodeh sudah bukan hal yang asing. Hampir setiap hari makan dengan lauk sayur lodeh ditemani tempe garit, ikan asin dan sebagainya.

Cuma memang sayuran yang dimasak tidak banyak jenisnya. Paling-paling kluwih, kacang panjang, tambah jaket ---kulit melinjo--- dan godhong so ---daun melinjo---. Itu sudah cukup. Tidak perlu tambah lainnya. Tidak perlu memasukkan tujuh jenis sayuran. Maklum bukan orang berada. Kadang juga terong ungu tambah kacang panjang saja. Tergantung situasi dan kondisi keuangan.

Dengan beramai-ramainya teman membuat status itu, aku ikut-ikutan men-share. Ingin tahu reaksi suamiku?

Suamiku yang berpendidikan tak sampai sarjana itu mengolok-olokku. Tentu juga mengolok-olok teman-temanku.

"Oalah, dik...dik. Kamu nggak tahu kalau virus itu bukan dari dukun? Aneh-aneh saja. Pakai tolak bala segala..."

Aku diam menyadari kekeliruanku. Ya jelas kalau virus itu beda dengan gangguan akibat dari dunia klenik. Jika gangguan datang dari dunia klenik, memang di Jawa akan ada aksi tolak bala. Menolak sialnya.

Lain lagi status seorang temanku yang senada dengan suamiku. Intinya temanku itu menuliskan kalau mau masak lodeh ya masak saja karena kebutuhan perut. Bukan untuk tolak bala virus corona.

Hehehe... beruntung saat ini aku sudah berada di rumah. Jadi nggak akan dinasehati panjang lebar juga sama temanku itu. 

Eh...tapi memang masuk di akal juga. Maksud dari tolak bala dengan masak lodeh tujuh rupa itu mungkin ya biar dimakan. Dengan makan nasi plus sayur lodeh dan pelengkap lainnya perut kenyang, energi full, daya tahan tubuh kuat dan virus akan mental dari tubuh.

Jadi masak sayur lodeh itu demi menjaga daya tahan tubuh saja. Bukan untuk tolak bala virus. Wong ahli saja masih meneliti obat untuk mengatasi virus itu.

**

"Wis dihapus apa durung starus anehmu itu, dik?" tanya suamiku.

Aku tergagap. Aku berpikir ke mana-mana pas suami menjelaskan ini itu tentang sayur lodeh tujuh rupa.

Segera kuhapus status tentang sayur lodeh tujuh rupa tadi.

"Kalau mau masak lodeh ya masak saja, dik. Nggak harus ada virus corona juga kan?"

Aku mengangguk. Aku lebih baik diam saja. Ketimbang keliru lagi. Lagi pula dalam seminggu aku memasak sayur lodeh bisa dua atau tiga kali sehari, jauh sebelum ada virus itu.

"Tapi kalau masak ya jangan sayur lodeh setiap hari. Aku bisa bosen. Selingi ayam, ikan, gudheg gitu," ucap suamiku sambil meninggalkanku untuk ke kebonan belakang rumah.

Pada akhirnya berita yang beredar untuk masak sayur lodeh tujuh rupa dari Sri Sultan itu hanya hoax. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun