Bekerja di manapun, entah instansi pemerintah maupun swasta pastilah dituntut untuk kompak. Semua demi kelancaran dalam mencapai visi, misi dan tujuan instansi.
Meski demikian adanya, ternyata singgungan dan gesekan antara pegawai sering terjadi. Berawal dari watak dan karakter pegawai. Ada saja dalam lingkungan kerja, pegawai yang selalu cari muka, mementingkan diri sendiri, tidak mau disaingi. Ada juga pegawai yang senang bersuara di luar. Artinya menceritakan hal negatif temannya di luar kantor.
Ketidaksukaan terhadap rekan kerja akhirnya membutakan hati. Di manapun dia menceritakan keburukan temannya. Bolehkah itu dilakukan?
Begini, manusia memiliki kecenderungan ingin terlihat baik di manapun berada. Wajar sekali. Namun perlu diingat bahwa ketika menceritakan keburukan atau hal negatif teman kerja maka akan berpengaruh terhadap aura tempat kerja dan pimpinannya.
Aura negatif akan mudah tersemat bagi pimpinan dan kantor atau instansi. Jika begitu yang terjadi, yang akan dirugikan bukan hanya pimpinan atau teman kerja. Diri sendiri juga akan menerima dampaknya. Apalagi jika sampai membawa ke arah kemunduran, bisa rugilah dirinya.
So, hati-hati dengan ucapan anda. Juga dengan jari-jari yang menulis di berbagai media sosial anda.
Benci boleh, jangan rugikan tempat kerja
Jika tempat kerja anda adalah usaha pemborong atau bahkan sekolah, anda pastikan segala ucapan dan tulisan anda tidak merugikan tempat kerja.
Sekolah saja misalnya. Semua warga sekolah harus kompak dalam berbagai kegiatan demi anak didik yang cerdas dan beriman bertakwa. Maka semua warga sekolah harus seiya sekata. Jika tidak, jangan harap orangtua siswa akan mempercayakan anak-anaknya untuk dididik di sekolah tempat kerja anda.
Ini juga berlaku di instansi atau kantor lainnya. Jika tidak suka rekan kerja, komunikasikanlah dengan baik. Jangan rugikan tempat kerja. Atau anda juga akan menikmati akibat perilaku anda.
Saatnya mulai berpikir dewasa