Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keutuhan Rumah Tangga Itu Utama, Bersahabat Tetaplah pada Batas yang Wajar

28 Februari 2020   12:22 Diperbarui: 28 Februari 2020   21:24 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak, ada yang bilang kalau mbak itu sombong loh..."

" Meski dalam grup kita harus saling menjaga.

Privasi jadi pegangan utama." 

"Aku seneng kalau mbak itu nggak malu bicara tentang suami..."

"Aku pun terbuka tentang suami. Jadi lawan bicara kita, siapa pun dia, InsyaaAllah akan menghargai pula..."

Beberapa ungkapan di atas merupakan ilustrasi tentang pentingnya prinsip yang harus dipegang oleh seseorang yang telah menikah. 

Menikah adalah sebuah ibadah yang berat dan tidak hanya menyatukan seorang lelaki dan perempuan. Menikah itu sama artinya menyatukan dua keluarga besar dalam kondisi yang saling menghargai dan menghormati.

Ketika memutuskan untuk mengakhiri masa lajang, maka dua individu harus belajar saling menahan ego. Kepentingan dan keutuhan rumah tanggalah yang utama. 

Cemburu boleh asal tak berlebih
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga sudah pasti ada riak-riak yang dihadapi. Apalagi pada masa sekarang, di mana teknologi kadang bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

Tentu untuk menjaga diri butuh komitmen kuat agar orang terdekatlah yang utama. Jangan sampai orang yang sama sekali belum dikenal dengan baik malah lebih dekat. 

Bercanda pun ada batasan. Baik candaan di dunia nyata maupun dunia maya. Hal ini karena orang terdekat kita bisa menyalah artikan candaan yang ada. Akhirnya dia marah karena terbakar cemburu.

Sebenarnya cemburu itu memang perlu. Malah dari rasa cemburu bisa menunjukkan bahwa ada rasa khawatir, dan tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya.

Nah jika ada tanda-tanda cemburu, kita tentu senang dan bahagia karena keberadaan kita masih benar-benar di hatinya. Namun jika ternyata cemburu buta maka lebih baik kita introspeksi diri. Sementara waktu jauhi orang atau hal yang membuat pasangan menjadi cemburu.

Jika pasangan ternyata menuntut kita putus hubungan dengan orang yang dicemburuinya, langkah paling aman adalah blokir nomor kontak. Ini seakan kejam. Tetapi langkah ini meminimalisir konflik yang lebih tajam.

Langkah berikutnya, perbaiki komunikasi dengan pasangan. Jika selama bersama ada miskomunikasi maka sudah saatnya saling bicara satu sama lain. Harus ada keterbukaan di antara pasangan. 

Pasangan saling tahu akun sosial media
Ada seorang sahabat saya yang memiliki prinsip hampir sama. Segala sesuatu, akun sosial media semua diketahui suami. Bahkan akun pun dibuatkan suami. Semua chat bisa dibuka dan dibaca oleh pasangan. 

Memang jika dilihat secara sekilas, seakan isteri tak memiliki privacy. Tetapi itu adalah pilihan yang diambil di antara pilihan lainnya. 

Alangkah lebih baiknya jika si suami juga melakukan hal yang sama. HP atau akun sosial media si suami berhak diketahui sang isteri. Untuk menghilangkan prasangka buruk karena saya yakin jika seseorang dicurigai oleh pasangan pasti akan kesal dan marah. Daripada dicurigai, ya harus saling terbuka.

Menghindari ini dalam Chat
Ada lagi satu hal yang perlu kehati-hatian dalam berkomunikasi. Kita tentu tak bisa membatasi hanya berteman dengan sesama gender. Sesekali berkomunikasi dengan lawan bicara yang berbeda gender. 

Ketika berkomunikasi dengan orang yang berbeda gender harus hati-hati. Kalau saya sendiri, bisa bercanda dengan teman lelaki tetapi saya pribadi sangat menghindari penggunaan emoticon berunsur lope-lope.

Penggunaan emoticon lope-lope hanya untuk teman perempuan yang benar-benar dekat dan keluarga. Saya termasuk perempuan yang tidak ingin ribet dengan pasangan. Saya menyadari bahwa ada sesuatu hal yang membuat terlalu pekanya suami. Jadi itu benar-benar saya hindari.

Jika saya memperlakukan suami dengan baik maka dia akan memperlakukan hal yang sama. Rumah tangga terjaga dan anak-anak menjadi lebih tenang.

Menjaga persahabatan itu penting. Menjaga perasaan pasangan menjadi jauh lebih penting. Jika pasangan tidak curiga pada sahabat, maka persahabatan akan terus terjalin. Jika tidak, kita tidak bisa berharap persahabatan akan langgeng. Pasangan akan marah dan memblokir kontak sahabat. 

Pada akhirnya kita berharap bahwa keutuhan rumah tangga sejalan dengan langgengnya persahabatan. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun