Ketika saya berdiskusi dengan seorang Kompasianer tentang tulisan politiknya, saya diberitahu bahwa akan ada event dari bu Widz Stoops. Saya menyambut baik event itu meski saya tak yakin akan berpartisipasi dalam event itu.
Event yang diselenggarakan oleh Komunitas Penulis Berbalas ---komunitas baru di Kompasiana--- saya katakan berangkat dari dua hal, yang pertama hari ulang tahun dan kenangan bu Widz ketika masih kecil dan bersama ayahnya.
Berulangtahun bagi anak-anak dan masa dewasa jelas beda pemaknaannya. Saat anak-anak, yang diketahui bahwa ulang tahun itu pasti berpesta dan bergembira dalam satu ruang dan waktu.
Ketika dewasa, manusia sudah meyakini bahwa hakikat ulang tahun adalah berkurangnya jatah hidup di dunia. Karenanya harus diisi dengan kebaikan-kebaikan.
Nah begitu juga yang dilakukan bu Widz. Secara fisik, saya belum pernah berjumpa dan bahkan tidak tahu siapa bu Widz. Saya pernah tanyakan kepada mbak Anis. Mbak Anis hanya mengatakan bahwa bu Widz adalah Kompasianer yang sekarang bermukim di New Jersey.Â
Tahun ini bu Widz berulang tahun dengan pesan moral yang luar biasa. Berbagi kepada orang lain melalui kompetisi menulis. Objek tulisan pun harus orang-orang yang ekonominya kurang. Dalam kompetisi ini baik penulis maupun penulis ---dalam Top 5--- menerima bingkisan dari bu Widz.
Semula saya kebingungan untuk menuliskan seseorang dalam bentuk artikel, puisi maupun cerpen. Saya melihat bahwa di sekitar saya sudah tidak ada keluarga pra sejahtera. Lalu saya ingat bahwa ada seorang siswi yang selama bersekolah di SD tidak pernah mendapat bantuan baik PIP atau PKH. Padahal sang ayah hampir mengalami kebutaan. Ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga, dengan penghasilan 400ribuan perbulan.
Saya tidak berharap banyak untuk event ini. Tujuan saya menuliskan tentang kondisi siswi yang tidak memperoleh bantuan, agar nantinya jika ada bantuan apapun dari pemerintah agar bisa tepat sasaran. Itu saja.
Begitu banyak berseliweran kisah orang yang kurang mampu di waktu-waktu ini. Mereka membutuhkan uluran tangan siapa pun. Saya sudah bisa menilai siapa saja orang yang berhak menerima uluran tangan bu Widz meski saya bukan juri pada event ini.Â
Top 5 dengan objek tulisannya memang pantas mendapatkan kado dari bu Widz. Saya mengucapkan selamat kepada pemenang dan orang-orang kurang mampu yang dituliskan. Semoga kado bu Widz membawa kebaikan dan keberkahan bagi sesama.
Selamat ulang tahun, bu Widz. Doa terbaik untuk bu Wiz dan seluruh keluarga. Pasti ayah bu Widz sangat bangga dengan putrinya yang selalu ingat ajarannya untuk selalu berbagi kepada siapa saja. Semoga menginspirasi bagi siapa saja. Semoga ada bu Widz lain yang peduli sesama.Â