Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Pernah Patah Hati, Dicurhati Teman yang Patah Hati?

12 Februari 2020   10:55 Diperbarui: 12 Februari 2020   12:26 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hipwee.com

Tolong aku sahabatku

Dengarlah jerit hatiku

Tentang dia...tentang dia...

Masih slalu tentang dia

(lagu Tolong Aku dari The Rain)

Anda tak pernah memiliki mantan kekasih di masa lalu? Berbahagialah. Anda tidak merasakan pedih dan hancurnya hati ketika cinta tidak saling memiliki.

Sebuah rasa yang tak bisa diungkapkan dalam kata-kata yang sederhana. Perasaan sakit, galau, resah, gelisah, tak enak makan, tak nyenyak tidur pasti dirasakan. Dunia seakan kiamat. Runtuh tak berkeping.

Ketika merasakan patah hati, apa saja yang dibicarakan hanya tentang mantan, mantan dan mantan. Ingin melupakan tetapi sulit dilakukan karena memang hati pernah memiliki dan merasa dekat. Apabila tiba-tiba jauh, pasti ada yang hilang. Hatipun menjadi hampa.

Bagi orang yang mendengar, keluhan-keluhan atau curhatan tentang patah hati akan terasa menjemukan dan membuat geregetan. "Kenapa masih memikirkan dan membicarakannya terus? Bukankah hatimu sudah disakiti?" Setidaknya pertanyaan itu pernah saya dengar dulu kala.

Begitulah. Boleh percaya atau tidak, untuk move on dari patah hati, tidak mudah. Ingin melupakan, tetapi kenangan indah bersama mantanlah yang diingat. Bukan kenangan pahit yang diingat. Akibatnya hati selalu berharap dan berdoa untuk bisa kembali bersama sang mantan.

Nah, kalau anda termasuk orang yang tidak mengenal orang spesial, hanya satu yang bisa dilakukan ketika mendengar curhatan teman yang barangkali patah hati, dengarkan dan simak cerita teman anda.

Mendengar dan menyimak bukan hal yang menyenangkan. Apalagi teman anda masih terus membicarakan sang mantan. Bersabarlah untuk menyimaknya sekalipun anda bosan karena sudah pasti teman anda tidak mengenal kata bosan berbicara tentang mantan.

Sesekali dalam jeda cerita, boleh anda beri nasehat atau pandangan tentang sisi positif ketika cinta tak saling memiliki. Apa saja nasehatnya? 

Bila dicurhati teman yang patah hati, bisa anda berikan nasehat agar teman anda melepaskan mantan dengan indah. Lupakan pelan-pelan mantan dari ingatan. Isi harinya dengan aktivitas positif, baik refreshing, menulis, membaca, dan sebagainya. Dengan begitu akan membuat hati terasa lebih nyaman.

Melupakan bukan perkara mudah, bukan berarti tak bisa dilakukan. Di mana ada kemauan pasti ada jalan. Begitu juga dalam urusan menepikan mantan dari ingatan. 

Lebih baik menatap masa depan. Buka lembaran baru dengan kisah yang lebih indah. Ingatkan juga bahwa manusia hanya bisa berencana. Allah-lah yang menentukan nasib manusia. Tinggal manusia mau mengubah keadaan atau tidak.

Yakinkan teman anda, bahwa Allah sudah mempersiapkan pasangan yang lebih baik dari mantan. Jika teman anda tetap ngeyel, bersabar dan bersabarlah. Bagaimanapun dia adalah teman. Teman yang selalu ada di saat bahagia dan sedih. Membersamai teman sangat membantu teman untuk bangkit dari keterpurukan.

Menjadi sahabat sejati satu sama lain. Ilustrasi: islam.nu.or.id
Menjadi sahabat sejati satu sama lain. Ilustrasi: islam.nu.or.id
Tetaplah menjadi sahabat sejati bagi teman anda. Dengan begitu, dia akan siap sedia membantu saat anda membutuhkan bahu dan perhatian. Bahkan tali persahabatan akan terasa seperti tali persaudaraan.

Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatanmu di hari kita saling berbagi...

(lagu Sahabat Sejati, Sheila on 7)

Tim Lintas Jawa-Sumatera

Rifan Nazhip

Ummu el Hakim

Zahrotul Mujahidah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun