"Hanya orangtua yang mampu membangun rasa percaya diri si kecil..." (Anita Landau Hurtig)
Banyak orangtua yang kurang bisa menghargai si kecil. Padahal dengan penghargaan itu maka kepercayaan diri si kecil semakin besar. Dampak jangka panjangnya kelak si anak dihargai orangtua adalah karakter positif yang kuat dan juga mampu menghargai orang lain, baik orang yang lebih tua, sepantaran maupun orang yang lebih muda.
Begitu besar dampak rasa penghargaan dari orangtua bagi si kecil. Karenanya orangtua harus belajar menghargai si kecil. Si kecil menjadi ajang belajar para orangtua agar lebih bijaksana dalam kesehariannya.
Lalu bagaimana cara menghargai si kecil? Pastinya ada rasa kasih sayang kepada si kecil karena itulah penghargaan yang diharapkan mereka.
Pertama, komunikasi dengan si kecil
Sebagaimana orang dewasa, si kecil selalu ingin berkomunikasi dengan orangtuanya. Komunikasi pun harus berjalan dua arah, artinya orangtua bicara, anakpun diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat dan perasaannya. Dengan begitu akan tercipta kedekatan yang hangat antara orangtua dan anak.
Dalam berkomunikasi sendiri orangtua memang perlu membicarakan hal-hal terbaik bagi si kecil. Namun bukan berarti orang tua menjadi penentu hal yang baik untuk anak. Belum tentu yang dipikirkan terbaik dari orangtua, menjadi terbaik bagi si kecil.
Yang jelas, orang tua harus terbuka dan tertarik dengan pandangan anak. Jika pandangan anak keliru maka bicarakan dengan pelan tentang kekeliruannya. Tentunya dengan bahasa atau kalimat yang sederhana. Kalau perlu berikan contoh akibat dari sebuah kekeliruan.
Kedua, mengenali, memahami keunikan si kecil
Setiap individu pasti memiliki keunikan. Tak ada satupun manusia yang sama. Bahkan anak kembar pun tetap memiliki perbedaan.
Perbedaan itulah keunikan dan keistimewaan si kecil. Perbedaan tak hanya dilihat dari fisik, namun juga dari psikologisnya. Semua itu perlu dihargai dengan sepenuh hati. Melihat perbedaan si kecil dengan individu lainnya bukan berarti boleh membeda-bedakan dan membanding-bandingkan.
Membandingkan anak-anak tentu akan menyakiti mereka. Mereka mungkin belum bisa mengungkapkan kekesalan, tetapi dalam hatinya akan tertanam bahwa dirinya tak sebaik teman sebayanya atau saudaranya.
Dampaknya akan buruk bagi kejiwaan anak. Anak akan sering berontak dan bersikap negatif. Karenanya anak-anak harus dihargai, baik anak yang sifatnya lembut maupun kasar. Orangtua harus bisa mengubah hal buruk si kecil dengan penuh kasih. Hati anak pasti juga akan luluh dengan kasih sayang, pengertian dari orang tua.
Ketiga, luangkan waktu untuk si kecil
Orangtua yang berkarir sudah pasti akan banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Kasih sayang kepada si kecil akan semakin berkurang. Dalam posisi seperti ini, orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk si kecil.
Bagaimanapun si kecil merindukan dan menginginkan kedekatan dengan si kecil. Sesekali ajak si kecil piknik atau masak bersama. Mereka akan bahagia dan menikmati kebersamaan dengan orang tua.
Tambah lagi, sepulang dari kantor, lebih baik orang tua tidak memegang dan mengoperasikan hand phone. Manfaatkan waktu di rumah bersama si kecil tanpa gangguan hand phone. Bisa dimanfaatkan untuk bermain, belajar atau menonton film kartun. Dengan mendampingi si kecil, maka si kecil akan merasa dihargai dan dioerhatikan. Dia tidak merasa kehilangan kasih sayang.
Keempat, hargai capaian si kecil
Si kecil baik yang sudah sekolah maupun belum sekolah, pasti memiliki capaian-capaian tertentu. Meski itu terlihat sepele. Misalnya, anak usia 4 tahun sudah bisa mengenakan pakaian sendiri. Bagi orang dewasa hal itu sangat sepele. Namun bagi balita, bisa mengenakan pakaian sendiri adalah sebuah capaian luar biasa. Karenanya orang tua bisa memberikan pujian untuknya.
Atas keberhasilan atas capaian si kecil, orangtua bisa membuatkan perayaan. Perayaan di sini bukanlah berupa pesta besar-besaran. Selain pujian, orang tua bisa memberikan hadiah berupa makanan sehat kesukaan si kecil.
Menghargai memang bukan perkara mudah, apalagi menghargai si kecil. Namun sebagai orang tua, kita harus belajar melakukannya demi kebahagiaan di masa dini dan masa depan mereka.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H