Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ciptakan Rumah yang Ramah Anak

24 Januari 2020   11:34 Diperbarui: 24 Januari 2020   11:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: duniabelajaranak.id

Jika di sekolah didengungkan sekolah yang ramah anak maka di rumah perlu juga didengungkan rumah yang ramah anak. Di sekolah tidak ada perlakuan yang menimbulkan cacat secara fisik dan psikis. Bahkan ada inklusi bagi siswa yang kemampuannya kurang.

Nah, di rumah juga akan baik jika ramah anak juga. Maksudnya anak disayangi orang tua sepenuh hati. Disayangi di sini artinya dipahami kekurangan dan kelebihannya, tidak memaksakan kehendak, tidak membandingkan dengan anak lain, mengarahkan kesukaan anak. Jika ada hal yang keliru, maka nasehati anak. Bahkan jika sudah parah kekeliruannya, perlu juga dengan ucapan yang lebih tegas. 

Sayang kepada anak bukan berarti menuruti semua keinginan anak. Jika itu dilakukan maka orangtua sedang menjerumuskan si anak ke hal negatif. Si anak akan menjadi pribadi yang lemah.

Jika anak disayangi orangtua di rumah dan guru di sekolah maka dia akan tenang dalam belajar. Akibatnya dia akan mencintai orang tua dan guru. Di masa depan akan menjadi penerus yang berkarakter kuat.

Semoga semakin banyak orangtua yang bijak dalam menyikapi anak, baik dalam hal sekolah, belajar agar anak tidak stress atau depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun