Semut-semut itu menjadi ketakutan. Mereka menundukkan kepala.
"Kita beri hukuman saja, ratu. Biar mereka jera..." usul pemimpin prajurit lebah.
Lebah lain pun setuju usul tersebut. Tanpa dikomando, para lebah siap menyerang rombongan semut. Ratu Lebah tiba-tiba menghentikan kegaduhan rakyat dan tentaranya.
"Sebentar, prajurit dan rakyatku semua. Kita memang boleh memberi hukuman. Tapi bukan berarti kita pergunakan senjata kita secara sembarangan..."
Ratu lebah menghentikan ucapannya.
"Lihatlah semut-semut itu. Mereka tidak punya senjata. Jadi kita selesaikan dengan damai..."
"Tidak, Ratu! Kami siap mempertahankan milik kita...!" seru rakyat lebah.
"Tapi, kalau kita sembarangan menggunakan senjata kita, maka kita sendirilah yang rugi..." seru Ratu Lebah.
Rakyat dan prajurit lebah semakin ramai. Banyak diantara mereka yang tidak setuju ucapan ratu. Padahal ratu sudah mengingatkan bahwa senjata mereka adalah sengatan lebah. Jika itu digunakan sekali saja maka mereka mempertaruhkan nyawa mereka.
"Kalau kita menyengat semut, kita akan mati. Jadi tak perlu..."
Belum sampai ucapan ratu selesai, rakyat dan prajurit menyerang semut-semut. Dengungan suara lebah terdengar lebih keras dan kompak. Rombongan semut semakin panik dibuatnya.