Perkembangan zaman tak dapat dihindari. Banyak hal yang tergerus oleh adanya perkembangan zaman itu. Permainan tradisional dan lagu anak jarang dikenal dan familiar di telinga anak.
Kita saksikan saja pada beberapa ajang pemilihan bakat anak, bukannya menyanyikan lagu anak-anak tetapi malah lagu orang dewasa yang diunjuk gigikan di depan juri. Sungguh sayang sebenarnya. Teknik menyanyi dan suara bagus dan merdu tapi lagu yang dinyanyikan bukanlah lagu peruntukannya.
Lagu diciptakan pastilah ada pesan yang disampaikan pada orang yang menyanyi dan pendengar. Pesan yang baik untuk anak ya pastinya berasal dari lagu anak. Bukan lagu jatuh cinta, rindu kekasih atau patah hati ala orang dewasa.
Masa 1990-an, booming lagu anak-anak terjadi. Musisi pencipta lagu anak-anak sangat diperhitungkan. Sebut saja Papa T Bob di antaranya. Entah berapa artis cilik yang menyanyikan lagu karyanya.
Begitu juga oma Titik Puspa yang getol menciptakan lagu anak-anak. Sungguh menyenangkan masa kecil saya. Salah satunya Bang bing bung yuk kita nabung.
"Bing beng bang yuk kita ke bank. Bang bing bung yuk kita nabung. Tang ting tung hey jangan di hitung tau tau nanti kita dapat untung."Â
Semasa SD saya juga hafal lagu Cita-citaku dari Ria Enes dan boneka Susan, Si lumba-lumba dari Bondan Prakoso, Si Nyamuk Nakal dari Enno Lerian, Kuku-kuku dari Cikita Meidy, Cilukba dari Maisy dan sebagainya.
Booming lagu anak-anak membuat masa kecil lebih berkesan. Ke sana kemari menyanyi bareng. Kaset pun dibeli demi kesenangan akan lagu-lagu itu.
Meski booming lagu tadi, lagu karya pencipta lagu anak legendaris AT Mahmud, Bu Kasur dan sebagainya juga akrab di telinga anak. Tak seperti sekarang. Anak-anak lebih mengenal lagu-lagu dewasa berbagai genre. Jangan tanya kalau lagu Cendhol Dhawet, pasti mereka hafal.
Saat saya mengajar Tema 6 Cita-citaku di kelas IV materi lagu pada muatan SBdP dan Bahasa Indonesia mempelajari tentang isi lagu dan temponya. Cukup kerepotan juga. Apalagi ketika siswa harus menentukan tempo lagu tanpa ada notasi lagunya.
Lagu Aku Ingin Menjadi Penerbang, Bunda Piara, Hati Gembira, Ibu Guruku, terhitung sebagai lagu yang asing di telinga mereka. Yang cukup agak membuat guru dan siswa agak sulit karena lima lagu harus dibahas dalam satu pembelajaran.
Guru berusaha mencapai target pembelajaran dalam satu hari. Namun karena berkaitan dengan lagu anak, isi dan tempo maka target tercapai dua hari. Itu saja siswa sekadar tahu dan mendengar lagu dari guru.Â
Siswa sangat senang sebenarnya dengan lagu-lagu tadi. Namun karena keterbatasan waktu, maka guru mengeluarkan jurus andalan.
"Lagunya bagus, bu guru..." ucap salah seorang siswa.
"Iya, bagus memang. Nah...karena waktu belajar terbatas, kalian pas di rumah bisa buka di youtube atau internet. Bisa download lagunya dan berlatih sendiri..."
"Ya, bu guru. Aku nanti pinjam HP ibu..."
Dengan belajar dari muatan pelajaran tema 6 ini, semoga anak-anak lebih tertarik dengan lagu-lagu yang khusus diciptakan untuk dunia mereka. Dunia yang ceria dan gembira serta membutuhkan lagu yang mengajarkan akan karakter positif bagi mereka.Â
Semoga anak-anak Indonesia tumbuh sesuai dengan usianya. Itu adalah hak mereka. Harapannya akan bermunculan lagi lagu anak-anak yang diciptakan oleh musisi-musisi masa kini. Semoga lebih banyak musisi yang tertarik untuk mengembangkan lagu anak-anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI