Macan Tutul berjalan kesana-kemari. Wajahnya terlihat merah. Dari raut wajahnya, jelas Tutul kesal. Jerapah yang berada di sampingnya menjadi heran. Tak seperti biasa Tutul berlaku seperti itu.
"Ada apa denganmu hai, Tutul? Kulihat dari tadi kamu tampak kesal..."
Tutul menghentikan beberapa saat langkahnya. Dia menoleh ke arah Jerapah.
"Aku sedang kesal dengan Loreng. Dia bohong padaku!"
Jerapah memandangi Tutul. Dia masih heran dengan apa yang diucapkan Tutul. Kenapa Harimau Loreng berbohong? Tanya Jerapah dalam hati.
"Bohong apa?" Jerapah memberanikan diri bertanya pada Tutul.
Tutul kembali mondar-mandir.Â
"Tutul, coba kamu duduk sebentar. Jangan mondar-mandir terus seperti itu..."
Tutul tak menghiraukan perkataan Jerapah.
"Aku pernah mendengar kalau ada yang marah maka harus pindah posisi. Kalau duduk tetap marah, berdiri. Kalau posisi berdiri masih saja marah, maka sebaiknya berjalan. Kembali duduk lagi kalau masih marah juga..."
"Begitukah?" tanya Tutul.