Tampaknya nilai seperti itu mulai ditinggalkan. Misalnya saja pengantin membawa handphone dan asyik menatap layar handphone meski hanya sesekali saja. Padahal sang pengantin dipajang di pelaminan.Â
Saya ingat ketika saya dan suami menikah, kami tak diewuhke, tak melaksanakan rangkaian upacara adat pernikahan yang lengkap. Namun orangtua tetap meminta tolong kepada dukun manten.Â
Dukun manten ini lazim dimintai dalam setiap upacara pernikahan. Tugasnya merias manten dan mengarahkan manten ketika berjalan menuju pelaminan, selama di pelaminan dan meninggalkan pelaminan. Dukun manten itu tak segan- segan mengingatkan jika posisi duduk tak tegap.
Posisi duduk saja diingatkan, apalagi kalau membawa sesuatu yang tak lazim dibawa sang manten, termasuk handphone. Mengoperasikan handphone di depan tamu rasanya juga tak sopan. Mereka mengundang tamu untuk ikut merasakan kebahagiaan, jadi harusnya juga dihargai oleh si empunya hajatan dan si mantennya sendiri.
Sungguh memprihatinkan jika pesta pernikahan tak mengindahkan tamu yang bersedia hadir pada acara pernikahan. Perubahan zaman memang jelas terjadi namun norma susila dan norma adat tetap harus dijunjung tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H