Di sebuah kerajaan monyet, hiduplah para monyet dengan damai. Di tengah kedamaian itu ternyata, mereka merasakan sedikit menderita.
Mereka memiliki "raja" yang sombong dan selalu ingin dipuji sesama monyet. Dia merasa paling besar sehingga merasa bebas untuk memerintahkan sesama monyet agar mencarikan makanan untuknya. Dia sendiri yang mengangkat dirinya sendiri sebagai raja di wilayah itu. Bukan dipilih karena kebijaksanaannya.
"Aku bertubuh paling besar di antara kalian! Jadi akulah yang pantas menjadi raja kalian. Hahaha..." katanya saat mengangkat dirinya sebagai raja.
Dia menyapukan pandangan ke seluruh monyet yang sedang berkumpul. Tak ada yang berani menolak perkataannya. Maklum selain sombong, raja itu akan memperlakukan kasar monyet lain yang tidak patuh padanya. Tak segan dia memukul atau melukainya. Jadi untuk mencari aman, monyet- monyet yang tubuhnya lebih kecil lebih memilih diam.
**
Suatu hari tiga anak raja monyet bermain dengan anak- anak monyet lainnya. Mereka berinisiatif untuk bermain di padang di seberang sungai. Di padang itu terlihat luas, hijau dan sejuk.
Sedang asyik- asyiknya bermain, tiba- tiba muncul dua kerbau besar yang sedang berkejar- kejaran, hingga memunculkan suara menderu di sekitarnya. Anak- anak monyet kaget melihatnya. Mereka takjub melihat dua makhluk besar di matanya.
Apalagi ketika dua kerbau itu menuju ke arah mereka. Berlarian dan bergelantungan anak-anak monyet. Mereka takut kalau akan disakiti, seperti yang dilakukan raja monyet.
Percuma, kerbau tetap mengejar mereka. Semakin takutlah anak monyet itu. Mereka merasa menyesal bermain sampai di tempat itu. Tiba- tiba salah satu anak raja monyet jatuh. Dua kerbau itu berhenti.
"Kamu tak apa- apa, monyet lucu?"
Dengan rasa takut, anak monyet itu menggelengkan keplaanya. Wajahnya pucat karenanya.