Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penambah Nafsu Makan untuk Balita itu Bernama...

14 November 2019   14:12 Diperbarui: 14 November 2019   14:16 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si bungsu dicekoki, sudah pasti nangis tapi tak lama nangisnya. Dokpri

Ketika si bungsu sakit, saya mengajaknya jalan- jalan, saking kesehariannya dia terbiasa jalan kaki. Tetangga yang kebetulan berada di depan rumah, berkomentar, " Sing digendhong karo sing nggendhong kok gedhe sing digendhong..."

Saya bersyukur, meski dalam keadaan sakit, beratnya tak turun drastis. Cuma memang agak rewel. Alhamdulillah meski panas tiga hari, tak ada tanda- tanda DBD.

Orang tua pasti mendambakan kesehatan dan tumbuh kembang yang sempurna pada buah hatinya. Berbagai cara dilakukan agar tubuh anak sehat. Tinggi dan berat badan menjadi acuan tentang pertumbuhan anak. Bukan rahasia lagi, bahwa setiap bulan balita dipantau pertumbuhannya melalui kegiatan posyandu.

Setiap bulan, Puskesmas dibantu kader kesehatan pada tingkat dusun selalu melakukan penimbangan berat badan dan memberi asupan vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus. 

Berkaitan dengan berat badan yang tidak ideal pada balita, Puskesmas memberikan makanan tambahan. Dari penuturan seorang sahabat saya, makanan tambahan itu diberikan selama 3 bulan. Diharapkan setelah pemberian makanan tambahan itu si balita bertambah bobot badannya.

Beruntung bagi saya, meski ketika hamil selalu dinilai mengkhawatirkan karena pergelangan tangan saya tidak ideal ---maklum perawakan saya juga mungil. Berat badan normal 38-42 kg. Ketika hamil berat badan maksimal 52 kg. Dari 3 anak saya lahir dengan bobot 3,00 sampai 3,2 kg dengan panjang 50 cm--- . Dalam perkembangannya, pertumbuhan tiga anak saya termasuk normal. Tak ada yang berada di bawah garis merah pada kartu pantau tumbuh kembang anak dalam Buku KIA.

Bagaimana cara agar tumbuh kembang balita bisa baik?

Dari ilmu gizi, jelas bahwa untuk tumbuh kembang anak yang baik maka gizi, vitamin dan mineral harus terpenuhi secara seimbang. Kemudian setelah berusia dua tahun diberikan obat cacing setiap enam bulan sekali.

Jangan lupa untuk telaten memberi makan kepada sang buah hati. Intinya harus sabar, ajak anak jalan- jalan agar anak senang dan mau makan. Sesekali digendong, asal tak terlalu sering. Langkah ini akan membuat anak lebih dekat dengan orang tua.

Selain memberikan makan yang bergizi, saya memberikan ramuan tradisional untuk menambah nafsu makan anak. Tak lain dan tak bukan, cekok. Ketika saya kecil pun, sering diberi cekok oleh ibu. 

Dengan aroma khas jamu tradisional terbukti bisa menambah nafsu makan si kecil menjadi tinggi. Manfaat dari cekok adalah meningkatkan metabolisme, menekan dan menghambat asam lambung dan merangsang sekresi makanan.

Bahan pembuatan cekok ---dari theadiokecenter.wordpress.com--- adalah empon-empon seperti temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), temu hitam (Curcuma aeruginosa) dan lempuyang putih (Zingiber americans). Selain itu ditambahkan bahan lain seperti sambiloto (Andrographis paniculata), brotowali (Tinospora tuberculata), kapulaga (Amomum cardamomum), Adas (Foeniculum vulgare) dan daun pepaya (Carica papaya).

Wah...banyak juga ya! Bahan- bahan tadi ditumbuk jadi satu dan dikukus. Setelah itu siapkan selembar kain bersih. Tambahkan air secukupnya. Lalu berikan kepada anak.

Si bungsu dicekoki, sudah pasti nangis tapi tak lama nangisnya. Dokpri
Si bungsu dicekoki, sudah pasti nangis tapi tak lama nangisnya. Dokpri
Cara memberikan kepada anak adalah dengan meletakkan cekok di mulut dan memeras sehingga air perasan itu tertelan oleh anak. Caranya cukup "kejam" karena terkesan memaksa dan membuat anak takut dan menangis. Tapi memang cara itulah yang membuat anak akhirnya merasa kapok kalau tak mau makan, karena khawatir bakal dicekok. Akhirnya dengan kesadaran sendiri, dia akan makan lahap.

Mendorong nafsu makan tak harus menggunakan produk- produk yang dijual di apotek. Cukup dengan cekok. Khasiatnya banyak, harganya juga terjangkau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun