Ketika si bungsu sakit, saya mengajaknya jalan- jalan, saking kesehariannya dia terbiasa jalan kaki. Tetangga yang kebetulan berada di depan rumah, berkomentar, " Sing digendhong karo sing nggendhong kok gedhe sing digendhong..."
Saya bersyukur, meski dalam keadaan sakit, beratnya tak turun drastis. Cuma memang agak rewel. Alhamdulillah meski panas tiga hari, tak ada tanda- tanda DBD.
Orang tua pasti mendambakan kesehatan dan tumbuh kembang yang sempurna pada buah hatinya. Berbagai cara dilakukan agar tubuh anak sehat. Tinggi dan berat badan menjadi acuan tentang pertumbuhan anak. Bukan rahasia lagi, bahwa setiap bulan balita dipantau pertumbuhannya melalui kegiatan posyandu.
Setiap bulan, Puskesmas dibantu kader kesehatan pada tingkat dusun selalu melakukan penimbangan berat badan dan memberi asupan vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.Â
Berkaitan dengan berat badan yang tidak ideal pada balita, Puskesmas memberikan makanan tambahan. Dari penuturan seorang sahabat saya, makanan tambahan itu diberikan selama 3 bulan. Diharapkan setelah pemberian makanan tambahan itu si balita bertambah bobot badannya.
Beruntung bagi saya, meski ketika hamil selalu dinilai mengkhawatirkan karena pergelangan tangan saya tidak ideal ---maklum perawakan saya juga mungil. Berat badan normal 38-42 kg. Ketika hamil berat badan maksimal 52 kg. Dari 3 anak saya lahir dengan bobot 3,00 sampai 3,2 kg dengan panjang 50 cm--- . Dalam perkembangannya, pertumbuhan tiga anak saya termasuk normal. Tak ada yang berada di bawah garis merah pada kartu pantau tumbuh kembang anak dalam Buku KIA.
Bagaimana cara agar tumbuh kembang balita bisa baik?
Dari ilmu gizi, jelas bahwa untuk tumbuh kembang anak yang baik maka gizi, vitamin dan mineral harus terpenuhi secara seimbang. Kemudian setelah berusia dua tahun diberikan obat cacing setiap enam bulan sekali.
Jangan lupa untuk telaten memberi makan kepada sang buah hati. Intinya harus sabar, ajak anak jalan- jalan agar anak senang dan mau makan. Sesekali digendong, asal tak terlalu sering. Langkah ini akan membuat anak lebih dekat dengan orang tua.
Selain memberikan makan yang bergizi, saya memberikan ramuan tradisional untuk menambah nafsu makan anak. Tak lain dan tak bukan, cekok. Ketika saya kecil pun, sering diberi cekok oleh ibu.Â
Dengan aroma khas jamu tradisional terbukti bisa menambah nafsu makan si kecil menjadi tinggi. Manfaat dari cekok adalah meningkatkan metabolisme, menekan dan menghambat asam lambung dan merangsang sekresi makanan.
Bahan pembuatan cekok ---dari theadiokecenter.wordpress.com--- adalah empon-empon seperti temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), temu hitam (Curcuma aeruginosa) dan lempuyang putih (Zingiber americans). Selain itu ditambahkan bahan lain seperti sambiloto (Andrographis paniculata), brotowali (Tinospora tuberculata), kapulaga (Amomum cardamomum), Adas (Foeniculum vulgare) dan daun pepaya (Carica papaya).
Wah...banyak juga ya! Bahan- bahan tadi ditumbuk jadi satu dan dikukus. Setelah itu siapkan selembar kain bersih. Tambahkan air secukupnya. Lalu berikan kepada anak.
Mendorong nafsu makan tak harus menggunakan produk- produk yang dijual di apotek. Cukup dengan cekok. Khasiatnya banyak, harganya juga terjangkau.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H