Pada hari ketujuh diklat, tiba-tiba saja Sherly mengirimkan pesan lewat WA.
"Mas, gimana kalo foto profilku aku ganti aja...?" Tanyanya.
"Ganti apa..?" Jawabku singkat.
"Ganti yang foto bareng mas pas ketemu di kampus itu lho..."
Aku tersenyum. Ada-ada aja Sherly ini.Â
"Lho kesepakatan kita mau profesional to, dik...?"
"Iya, mas. Tapi ada sesuatu yang aku ceritakan..."
Hmmmm... Diklat untuk menentukan kelulusan kompetensi guru kok malah mikir macam-macam. Eh...tunggu dulu! Mungkin cerita yang ingin disampaikan Sherly kali ini adalah sesuatu yang mau dia curhatkan tadi malam.
Tak lama gambar screenshot percakapan dengan seseorang dia kirimkan. Tak ada nama kontaknya.
"Dia ganggu terus, mas. Nyebeli banget..."
"Ya udah. Terserah kamu aja..."
"Makasih ya, mas. Belum banyak kok yang tahu nomor WA-ku. Paling-paling cuma temen sekamar aja. Lagian mungkin aku bisa tenang kalau aku pasang foto profil sama mas..."
"Dia tuh siapa to, dik?"
"Bapaknya muridku, mas. Istrinya meninggal beberapa bulan yang lalu..."
"Oh... Trus...?"
"Dua hari setelah meninggalnya sang istri, dia mengajakku menikah. Biar jadi ibu baru buat anaknya. Hmmmm...kan nyebelin tuh. Baru aja ditinggal istri kok dah bingung nyari istri baru..."
"Hmmmm... Berarti kalau dia ngajak nikah, kamu menerimanya?"
"Nggaklah, mas... Kayak g ada yang masih single aja ?"
"Sekarang kamu konsentrasi sama tugas diklat nya. Biar cepet selesai. Nanti segera ku lamar kamu. Khawatir juga nanti keduluan duda tadi..."
"Yang membuatmu galau semalam tuh cerita ini?"
Tak ada balasan lagi dari Sherly. Mungkin dia sudah istirahat. Bagaimanapun tugas diklat semakin banyak, jadi menyita banyak waktu, tenaga dan pikirannya.
***
Semenjak Sherly mengganti foto profil WA nya, aku merasa banyak peserta diklat yang memperhatikanku. Mungkin saja teman sekamar Sherly. Aku sendiri tak hafal teman sekamarnya.
"Teman sekamarku sudah tahu kok, mas..." Pesan dari Sherly.
"Lalu...?"
"Mereka paham kok. Kita tak sengaja di satu hotel. Proses penentuan peserta Diklat juga lama. Mulai tahun kemarin. Waktu itu kita belum ketemu. Kontak pun g ada..."
" Hmmmm syukurlah...Berarti kalau pas jam istirahat kita bisa ngobrol bareng dong..."
"Ehhh... Ya jangan terlalu mencolok, mas. Kemarin- kemarin kita pura-pura tak saling kenal kok tiba-tiba dekat..." Protesnya.
"Kuatir amat sih, Sher. Kan pas sebelum masuk materi Diklat aku kenalan. Kayak pas di kelasmu. Aku ceritakan tentang status yang baru aja ketemu pujaan hati. Terus pujaan hatiku juga Diklat di sini.."
Aku memang tak bisa menutupi kebahagiaanku karena menemukan cintaku. Banyak peserta diklat yang penasaran. Mereka bertanya siapa namanya. Aku tak memberitahukan namanya meski inisial nama pun tak ku beritahukan. Aku menuruti kemauan Sherly.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H