Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulung Gantung

23 September 2019   09:20 Diperbarui: 23 September 2019   10:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: yukepo.com

Para jamaah menyimak penjelasan Ustadz Sueb. 

"Orang nekat menyakiti diri hingga mengakibatkan kematian adalah perbuatan dosa besar. Bahkan kalau ada yang melakukannya maka jenazahnya tidak perlu disucikan atau dimandikan..."

Suasana masjid tua di kampung menjadi hening.

"Bisa jadi orang yang bunuh diri itu stress atau bahkan depresi. Banyak masalah atau penderitaan lainnya yang membuat putus asa. Coba ibu dan bapak perhatikan dari berita- berita, kebanyakan mereka yang bunuh diri itu karena sakit- sakitan, masalah ekonomi dan kejiwaannya sakit. Bermasalah dengan keluarga entah suami, istri, anak atau anggota keluarga lainnya..."

"Iya, Ustadz. Ibu- ibu di desa X melakukannya karena sering berselisih paham dengan mantunya. Bukan karena suami..." ujar bu Mangun.

"Yang kemarin, nenek sakit- sakitan dan putus asa..." sahut bu Iqom.

"Nah...itulah. Makanya kita perlu meningkatkan ibadah dan berhubungan baik dengan siapapun. Berbuat baik pada suami, istri, anak, tetangga, teman. Biar bisa berkomunikasi dengan baik. Kira- kira kalau kita melaksanakan itu semua, bagaimana hidup kita?"

Ustadz Sueb menyapukan pandangan ke arah para jamaah. Jamaah menjadi riuh. Saling berdiskusi dengan jamaah di sampingnya.

"Hidup menjadi nyaman, damai dan tenang, ustadz..."

"Iya. Nggak akan stress. Nggak depresi..."

"Nggak akan nekat bunuh.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun