Sosialisasi keberadaan geosite pun terus dilakukan demi pengakuan dari UNESCO. Pengakuan tersebut hanya berlaku selama empat tahun. Jika habis masanya maka akan dinilai kembali oleh UNESCO.
Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO pertama kali sempat terkendala, salah satunya sosialisasi ke warga masyarakat, baik anak- anak, orangtua atau masyarakat umum lainnya tentang geopark.Â
Pemerintah kabupaten Gunungkidul bersama kabupaten Wonogiri dan Pacitan berusaha melengkapi hal yang dipertanyakan oleh tim penilai. Sosialisasi demi sosialisasi dilaksanakan. Akhirnya geopark Gunungsewu setelah bertaraf kelas nasional menjadi internasional pada 2015.
Sosialisasi Gunungsewu Global Geopark oleh Disdikpora Gunungkidul
Sosialisasi geopark Gunungsewu tahun ini diselenggarakan beberapa hari, bertempat di Pendopo Ngingrong.Â
Sebenarnya sebelumnya saya pernah ke lokasi geosite Ngingrong ini. Akan tetapi saya sebatas melihat- lihat pemandangan yang ada. Dari kegiatan sosialisasi ini pengetahuan saya sedikit bertambah.
Acara sosialisasi ini dihadiri dari pihak Dinas Pariwisata Gunungkidul dan Geopark Ngingrong. Â Dari pihak Dinas Pariwisata Gunungkidul menceritakan sejarah tentang Geopark yang meliputi di tiga propinsi.Â
Geopark itu sendiri merupakan salah satu upaya untuk menjaga keseimbangan alam, terutama perputaran atau siklus air di Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan sekitarnya. Agar anak cucu bisa menikmati manfaat geopark.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan mengelilingi wisata geosite Ngingrong yang dipandu oleh Mas Oki. Dimulai penjelasan tentang tebing asma Allah yang menghadap kiblat dan penelitian terhadap kandungan batuan tebing. Kemudian pada bagian cekung Ngingrong sebelah timur terdapat gua. Gua tersebut bisa dicapai dengan menuruni anak tangga pada bagian barat.