"Nita adalah perempuan baik, Ndro. Jangan kecewakan dia..."
Hanya kalimat itu yang terucap dari mulutku. Aku tak mungkin mengungkit nama Pipit kalau Andro belum cerita sama sekali.
"Iya. Sudah kubilang kan tadi. Pernikahanku ini menjadi akhir petualanganku. Aku tahu diri. Aku menikahi Nita sudah membawa anak. Kebetulan mereka sudah dekat..."
Aku belum menanggapi cerita Andro.Â
"Nita itu gurunya Pipit, anakku. Nita bisa telaten menghadapi Pipit. Jadi begitulah, akhirnya hatiku luluh juga melihat kedekatan mereka..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H