Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Andro

9 Agustus 2019   05:45 Diperbarui: 9 Agustus 2019   05:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nita mengisahkan kalau Andro ke rumah Sherly. Dan dapat ditebak, Sherly hanya ingin bersahabat dengan Andro. Ayahnya cukup demokratis juga. Meski sebenarnya status duda Andro tak dipermasalahkan ayah Sherly. 

Setelah penolakan itu Andro memang marah besar. Tapi tak diungkapkan di depan Sherly atau Ayahh Sherly. Nita, yang menjadi guru Pipit, menjadi tempat meluapkan kekesalan. Andro sering curhat dengan Nita.

Aku berdehem mendengarnya. Tersenyum usil ke arah Nita. Dua makhluk yang berlawanan jenis kelamin bisa saling tertarik kalau sering curhat- curhatan. Witing tresna jalaran saka kulina. Mulainya cinta karena terbiasa. Begitu orang Jawa bilang.

" Kenapa, Sang?"

Nita penasaran dengan dehemanku. Aku tertawa. Nita semakin salah tingkah. 

"Andro baik ya, Nit...?"

Aku menggoda Nita. Nita tersipu malu. Wajahnya memerah. Aku jadi ingat Sherly yang juga sering kugoda. 

"Nit, kubilangi ya. Andro itu ganteng, tinggi besar, baik. Sepertinya cocok deh sama perempuan yang imut- imut sepertimu. Klop seperti di internet itu lho. Yang perempuan kecil mungil, lelakinya tinggi besar. Romantis tuh..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun