Nita mengisahkan kalau Andro ke rumah Sherly. Dan dapat ditebak, Sherly hanya ingin bersahabat dengan Andro. Ayahnya cukup demokratis juga. Meski sebenarnya status duda Andro tak dipermasalahkan ayah Sherly.Â
Setelah penolakan itu Andro memang marah besar. Tapi tak diungkapkan di depan Sherly atau Ayahh Sherly. Nita, yang menjadi guru Pipit, menjadi tempat meluapkan kekesalan. Andro sering curhat dengan Nita.
Aku berdehem mendengarnya. Tersenyum usil ke arah Nita. Dua makhluk yang berlawanan jenis kelamin bisa saling tertarik kalau sering curhat- curhatan. Witing tresna jalaran saka kulina. Mulainya cinta karena terbiasa. Begitu orang Jawa bilang.
" Kenapa, Sang?"
Nita penasaran dengan dehemanku. Aku tertawa. Nita semakin salah tingkah.Â
"Andro baik ya, Nit...?"
Aku menggoda Nita. Nita tersipu malu. Wajahnya memerah. Aku jadi ingat Sherly yang juga sering kugoda.Â
"Nit, kubilangi ya. Andro itu ganteng, tinggi besar, baik. Sepertinya cocok deh sama perempuan yang imut- imut sepertimu. Klop seperti di internet itu lho. Yang perempuan kecil mungil, lelakinya tinggi besar. Romantis tuh..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H